Sebut Pangeran Ilen Seminingrat Pantas Jadi Sultan Kasepuhan, KH Fariz: Nasabnya Jelas dan Tempuh Jalur Hukum
RAKYATCIREBON.ID-Kisruh seputar Keraton Kasepuhan Cirebon masih bergulir setelah meninggalnya Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat. Kini, sorotan dilontarkan salah satu pengasuh Pondok Pesantren Buntet Cirebon, KH Fariz. Ia menyatakan, PRA Luqman Zulkaedin bukan keturunan Sunan Gunung Jati.
“Memang kenyataannya Luqman itu bukan keturunan Sunan Gunung Jati. Jadi yang pantas sebagai Sultan Kasepuhan itu adalah Pangeran Ilen Seminingrat. Pangeran Ilen atau Mama Ilen ini keturunan atau nasab dari Sultan Kasepuhan ke-4 yakni Sultan Tajul Arifin Amir Sena. Itu sudah jelas trahnya,” ujar KH Fariz, bersama awak media di Ponpes Buntet, Jumat (23/10).
Dikatakan KH Fariz, Pangeran Ilen Seminingrat merupakan sosok yang arif bijaksana. “Dia orangnya sangat bijak, sangat membimbing, paham soal sejarah, dan memahami dinamika keraton dan nasabnya langsung nyambung ke Syekh Syarif Hidayatullah. Maka itu di antara yang lainnya, saya melihat sosok berbeda pada diri belia. Beliau (Mama Ilen) saat ini tinggal di sekitar Keraton Kasepuhan,” ujarnya.
Fariz mengaku dirinya tidak bisa membiarkan polemik yang terjadi di Keraton Kasepuhan berkepanjangan.
“Awalnya saya ingin diam-diam saja dan tidak ingin terlibat polemik ini. Namun, kalau saya kemudian membiarkan sejarah ini tidak lurus, maka anak keturunan di bawah saya juga akan ikut tidak lurus dan itu saya sangat berdosa. Jadi saya punya kewajiban membantu saudara-saudara saya ikut dalam pelurusan sejarah,” tuturnya.
Berdasarkan informasi, menurut Fariz, bahwa di akhir masanya almarhum PRA Arief Natadiningrat kerap kali keraton dijadikan tempat berkumpulnya gerakan-gerakan Islam radikal.
“Kalau memang benar, maka tidak bisa dibiarkan. Kalau keraton ini melegitimasi gerakan Islam radikal yang ingin membubarkan Republik Indonesia, maka langsung atau tidak keraton akan berhadapan dengan semua pesantren yang leluhurnya ikut kemerdekan Indonesia, termasuk Pesantren Buntet,” ucapnya.
Masih kata Fariz, dirinya akan menempuh jalur hukum dalam menyelesaikan polemik di Keraton Kasepuhan.
“Langkah profesional akan kami tempuh tentunya dengan jalur hukum. Jalur profesional itu menurut saya sangat baik. Kita tidak akan mengerahkan massa, kita tidak sampai menduduki keraton dan sebagainya karena kita ini orang-orang yang berpendidikan,” jelasnya.
Terkait munculnya 17 nama bakal calon Sultan Keraton Kasepuhan, Fariz menegakkan hal tersebut rawan konflik.
“Kalau saya lihat itu rawan konflik. Tapi silakan-silakan saja, saya tidak bisa melarang dan itu mungkin caranya mereka. Namun apabila pada saat penunjukan dengan mekanisme yang dianggap janggal maka akan terjadi konflik,” pungkasnya. (*)
Sumber: