Kemenag Gagas Madrasah Digital, Kuota 10 GB Disiapkan

Kemenag Gagas Madrasah Digital, Kuota 10 GB Disiapkan

RAKYATCIREBON.ID -  Kementerian Agama (Kemenag) menggagas Madrasah Digital Belajar Jarak Jauh. Kebijakan ini merupakan respon atas tantangan dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19. Belajar daring pun jadi pilihan paling efektif.

Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah Kemenag, Ahmad Umar mengatakan, Madrasah Digital dirancang untuk menunjang menjalankan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Program ini bakal dimulai dari 21 September sampai 31 Desember 2020.

“Inisiatif tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat nyata bagi para peserta didik dan pendidik di bawah naungan Kemenag dalam menjalani cara baru pada kegiatan belajar mengajar di tengah situasi pandemi seperti sekarang,” ungkap Umar.

Guna mendukung terselenggaranya, Madrasah Digital, Kemenag menggandeng Telkosel dalam menyiadakan kartu perdana yang sudah disertai kuota data 10GB dari Paket MBJJ (Merdeka Belajar Jarak Jauh) senilai Rp10. Juga dilengkapi paket renewal dengan kuota 11GB senilai Rp5 ribu. Kartu perdana khusus tersebut sudah didistribusikan kepada institusi madrasah yang telah mendaftar di sistem pendataan daring Kemenag.

Sebelumnya, Kemenag juga telah menjalin kolaborasi bersama Telkomsel Kementerian dalam  menghadirkan program Penyediaan Kuota Terjangkau yang tersedia bagi lebih dari 80.000 madrasah.

Direktur Sales Telkomsel Ririn Widaryani mengatakan, dalam mendukung kegiatan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi saat ini, Telkomsel sejak awal sudah berinisiatif menghadirkan ragam produk dan layanan yang dapat mendukung aktivitas digital pada sektor pendidikan.

Ada sejumlah layanan mulai dari aplikasi pembelajaran jarak jauh CloudX, aplikasi pendidikan Ilmupedia, dan skul.id. Selain itu, Telkomsel memastikan kenyamanan dan kemudahan masyarakat melakukan aktivitas digitalnya dengan terus memperkuat dan menambahkan akses jaringan telekomunikasi broadband yang merata.

“Telkomsel akan melanjutkan upaya kolaboratif ini dengan menggandeng lebih banyak pemangku kepentingan lainnya agar manfaat pembelajaran jarak jauh dapat dirasakan secara maksimal oleh seluruh lapisan masyarakat,” tutup Ririn. (wan)

Sumber: