Geger Setengah Abad Keraton Kasepuhan Cirebon Terulang Kembali

Geger Setengah Abad Keraton Kasepuhan Cirebon Terulang Kembali

Beredar rumor Anda dibalik aksi penolakan PRA Luqman dan pengarahan massa dalam aksi Minggu (30/8). Bagaimana tanggapan Anda?
Atas tuduhan rumor bahwa pada tanggal 30 Agustus 2020 saya mengerahkan massa, tanggapan saya adalah Pada tanggal 25 Agustus 2020 malam saya kembali ke Jakarta dari Cirebon, karena saya ingin mematuhi pesan dari Walikota Cirebon dalam pertemuan di Kodim 0614 untuk menjaga kondusifitas Kota Cirebon, dan pada tanggal 30 Agustus 2020 pun saya masih tetap di Jakarta. Dari pantauan saya di televisi atau dari laporan para keponakan di Cirebon saya mendapati bahwa di dalam Keraton Kasepuhan telah terjadi pengerahan massa oleh pihak PRA Luqman yang membuat resah kalangan Keluarga Besar Keraton Kasepuhan. dari pantauan saya banyak sekali anggota ormas yang berpakaian hitam-hitan atau abu-abu yang berkeliaran di dalam Keraton Kasepuhan. Sesuai komitmen saya kepada seluruh anggota Forkompimda, saya tidak akan pernah mengerahkan massa karena kekuatan saya adalah dari Keluarga Besar Keraton Kasepuhan, Cirebon.

Sebenarnya apa yang Anda inginkan terkait Keraton Kasepuhan?
Yang saya inginkan terkait dengan Keraton Kasepuhan adalah, Saya mengemban amanah dari ibu kandung saya yaitu ibu Ratu Mas Dolly Manawijah, putri Sultan Sepuh XI, Sultan Muhammad Djamaloedin Aloeda untuk meluruskan sejarah di Keraton Kasepuhan yang telah lebih kurang 80 tahun dibelokkan, karena Sultan Sepuh XII, Sultan Sepuh XIII, Sultan Sepuh XIV bahkan Sultan Sepuh XV bukan dari trah Sultan Sepuh XI. Kedua, mengembalikan marwah syiar Islam ke Keraton Kasepuhan.

Apa pesan Anda kepada PRA Luqman Zulkaedin?
Pesan kepada PRA Luqman, agar yang bersangkutan sadar bahwa yang bersangkutan bukan dari trah Sultan Sepuh XI. Saya minta kepada yang bersangkutan agar lengser secara legowo demi kehormatan yang bersangkutan dan keluarganya. (wb)

Sumber: