ASN dan Tenaga Administrasi IAIN Ikuti Diklat Wilayah Kerja

ASN dan Tenaga Administrasi IAIN Ikuti Diklat Wilayah Kerja


RAKYATCIREBON.CO.ID - Balai Diklat Keagamaan Bandung bekerjasama dengan IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar Diklat di Wilayah Kerja (DDWK) Substantif Administrasi Tata Naskah Dinas Angkatan IV 2019 di Aula Rektorat Lantai 3 IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Diklat ini digelar selama lima hari, Senin – Sabtu (1-6/7).  Diklat diisi perwakilan Balai Diklat Keagamaan Bandung yakni Dra HjAti Dahniar MSi dan Drs H Abdul Kodir MPd.

DDWK diikuti sebanyak 30 ASN dan Tenaga Administrasi di lingkungan IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Tak hanya itu, diklat juga diiukuti unsur pimpinan kampus, yakni  Rektor Dr H Sumanta Hasyim MAg, Karo AUAK Drs Subarja MPd, Kabag OKH Drs Mahmud, dan Kasi Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Helli Helmansyah MAP.

Rektor IAIN, Dr H Sumanta Hasyim MAg mengungkapkan, setelah mengikuti DDWK, seluruh peserta diharapkan mampu mengimplementasikan seluruh hasil kediklatan terutama terkait bidang administrasi tata naskah.

“Kesemparan ini merupakan kesempatan emas untuk emningkatkan kompetensi dan profesionalitas kita dalam melaksanakan tugas. Menyadari bahwa salahsatu budaya yang ingin digenjot Kemenag adalah profesionalitas. Karena pelayanan prima, pelayanan yang bisa memuaskan hanya bisa dicapai itu jika kita mempunyai komptensi, kita mampu menunjukan diri kita lebih profesional, tanpa itu pelayanan prima dan pelayanan profesinal tidak akan bisa kita gapai,” ungkapnya, kemarin.

Dari sisi kelembagaan, kata Sumantaa, DDWK bakal menambah gairah kerja, mengasah keterampilan tekni dan keahlian ASN dan Tenega Administrasi dalam menjalankan tugas sebagai abdi negera. Apalagi, lanjut dia,  DDWK kali ini membahas  subtantif administrasi dan tata naskah dinas. “Ini yang menjadi kelemahan kita di birokrasi perguruan tinggi, mudah-mudahan kelemahan ini bisa ditutup, diatasi oleh kita semua dan dapat diimplementasikan dalam tugas sehari-hari,” ujar dia.

Hal substantif lain yang dibahas, kata Sumanta, ialah kecilnya porsi tenaga kependidikan di lingkungan kampus. Sementara tenaga pendidikan jumlahnya membludak. “Jadi dari porsi 72, tenaga kependidikan hanya 3. Ini tantangan kita. Maka selain mengangkat melalui CPNS, kita juga mengangkat melalui kontrak,” tambah Sumanta.

Selain itu, keahlian dokumentasi dan arsip juga masih menjadi kendala di lingkungan kampus. Baik dari susunan hingga  pengerjaan dokumentasi belum tertata dengan baik. Sumanta berharap, kelemahan itu bisa diselesaikan.

“Dengan dibekali profesionalitas dari Balai Diklat ini bisa mengurai masalah-masalah yang ada di birokrasi ini,” tukas dia. (wan)

Sumber: