8000 Jiwa Terancam Tenggelam

8000 Jiwa Terancam Tenggelam

INDRAMAYU – Abrasi yang terjadi di Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat mendapat perhatian serius dari Komisi IV DPRD Indramayu, lantaran  desa yang berpenduduk mencapai 8000 jiwa itu terancam tersapu air laut bila tidak adanya langkah kongkrit dari Pemerintah, untuk membendung terkikisnya pantai secara terus-menerus. Anggota Komisi IV DPRD Indramayu Ruswa meminta Pemerintah Daerah (Pemda) Indramayu segera komunikasi dengan Pemerintah Pusat, untuk menyelesaikan abrasi di Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat, wakil rakyat yang membidangi pembangunan itupun mendesak Pemerintah Pusat untuk segera turun tangan. “Kami ikut prihatin atas abrasi yang terjadi di Desa Dadap,kamipun meminta dinas terkait agar secepatnya proaktif berkomunikais dengan Pemerintah Pusat,” ucap Ruswa. Komunikasi yang dimaksud, Lanjut Politisi Daerah Pemilihan (Dapil) I itu menjelaskan, penganggaran mengenai pembangunan Break Water maupun tanggul penahan ombak sepanjang pantai hingga perbatasan Kabupaten Indramayu-Cirebon, kalau tidak memungkinkan minimalnya sepanjang bibir laut yang melintasi Desa Dadap. “Kewenangan anggaran ada di Pemerintah Pusat, untuk itu pemkab harus mendorong agar segera ditangani,” bebernya. Agar tidak berlarut-larut, Ketua Fraksi PKS DPRD Indramayu itu akan mengusulkan agenda peninjauan lapangan kepada pimpinan Komisi IV maupun ke Ketua DPRD Indramayu, hasil yang didapat tersebut menjadi bahan Rapat Kerja (Raker) Komisi dengan mitra kerjanya. Sementara itu Anggota Komisi IV lainya, Sholihin meminta Pemda Indramayu untuk segera tanggap, meskipun bukan kewenanganya, setidaknya cepat melakukan antisipasi melalui  kordinasi dengan Pemerintah diatasnya, semata-mata untuk menyelamatkan nyawa warganya. “Saya kecewa berat, ini masalah nyawa yang harus diselamatkan, Pemda Indramayu segera melakukan tindakan antisipasi abrasi lebih besar,” keluhnya. Ketua DPC PKB Indramayu itupun menilai, abrasi yang terjadi di Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat buntut dari tidak proaktifnya komunikasi antara Pemda Indramayu dengan Pemerintah diatasnya, sehingga potensi-potensi ancaman bahaya bagi masyarakat tidak pernah diantisipasi sebelumnya. “Jangan sampai abrasi menimpa wilayah lainya di Kabupaten Indramayu, karena perlindungan keselamatan dan kenyamanan masyarakat harus diutamakan,” tandasnya. Sebelumnya, salah satu masyarakat Desa Dadap Khaerun,  mengaku khawatir akan keselamatan warga desa atas abrasi yang terjadi, pantai yang makin terkikis membuat jarak antara rumah warga dan bibir laut tetap didepan mata, bahkan sudah ada beberapa rumah yang tergenang air jika laut sedang pasang. Atas kondisi tersebut, masyarakat Desa Dadap khususnya yang bermukim dekat dengan pantai, dihantui kekhawatiran dan ketidakjelasan nasibnya kedepan. (yan)

Sumber: