GPS Majalengka Bagikan Makan Siang Gratis

GPS Majalengka Bagikan  Makan Siang Gratis


RAKYATCIREBON.CO.ID- Sekelompok orang yang menamakan dirinya Komunitas Gerakan Peduli Sesama (GPS) membagi-bagikan makan siang gratis untuk anak-anak yatim piatu, pemulung dan orangtua jompo yang ada di sekitar Blok Cimoyan Desa/Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka. 

Kordinator GPS, Dikdik Rusdiana mengatakan gerakan ini murni untuk mengamalkan berlomba untuk kebaikan. Dalam ilmu agama Islam yang dipelajarinya sewaktu sekolah, bahwa dengan cara berbagi dengan sesama yang sangat membutuhkan melalui sodaqoh, infak maupun pemberian, justru akan ada banyak paedah yang diterima. 

\"Diantaranya memanjangkan umur, tolak bala serta mendatangkan rizqi lebih banyak di kemudian hari. Memang tidak pada saat ini, balasannya besok lusa nanti, tapi kita tetap yakin ketika berbuat baik, Allah akan membalas dengan melipatgandakannya. Dan yang terpenting, kita bisa berbagi dengan yang sangat membutuhkan,\" ungkapnya, Senin (19/3). 

Dikdik mengatakan persiapan untuk membagikan nasi kotak makan siang itu, direncanakan melalui media sosial FB. Ia merencanakan hal itu selama tiga hari yakni mulai dari hari Jumat. Namun alangkah kagetnya, karena ternyata respon dari teman-temannya sebut saja yang jualan pecel lele, valuta asing, bos Muncang di NTT, pengusaha kue di Kadipaten merespon dan langsung mentransfer dana. 

\"Yang mentransfer itu yang jauh, uangnya kami belanjakan dan diolah untuk makan siang, lalu kami bagikan kepada para pemulung, anak-anak yatim piatu dan orangtua jompo.\" ungkap pengelola Abah Kafe ini.

Dikdik menjelaskan bahwa program tersebut tidak ada kaitannya dengan momen politik ataupun berkaitan dengan partai politik. Ia hanya mengajak para pedagang di lingkungan Cimoyan untuk senantiasa berbagi dengan sesama. \"Nanti program ini akan berlanjut dengan seminar dan workshop gratis. Tujuannya mengajak anak-anak muda lebih kreatif di bidang usaha.\" ungkap pria yang juga pegawai Toko Bangunan Anugerah ini.

Salah seorang aktifis GPS lainnya, Dewi mengatakan pihaknya cukup senang, karena dengan berbagi ada kenikmatan tersendiri yang tidak bisa dibeli dengan uang. \"Ada waktunya bagi kita semua untuk melupakan dunia. Akan berbeda rasanya ketika melihat anak-anak yatim piatu tersenyum kepada kita. Bukankah kebahagiaan anak-anak yatim itu merupakan doa?\" ungkap mahasiswi pecinta puisi ini secara retorik. (hrd)  

Sumber: