Perang Tarif Murah, Persaingan Bisnis Hotel Kurang Sehat

Perang Tarif Murah, Persaingan Bisnis Hotel Kurang Sehat

\"perang

RAKYATCIREBON.CO.ID  – Sebagai kota yang luasnya hanya 38 KM, jumlah hotel yang berada di Cirebon terlampau banyak.  Dari hotel kelas melati sampai hotel berbintang jumlah  mencapai ratusan. Tak heran, jika persaingan bisnisnya pun ketat.

Hal itu dirasakan General Manager Ibis Budget Hotel Cirebon, Ricky Coen Arifin. Menurutnya, ketatnya persaingan bisnis hotel di Cirebon bahkan menjurus pada arah yang tak sehat. Pasalnya, sejumlah hotel berani banting harga demi menggaet lebih banyak tamu.

“Harga tidak wajar, kalau sepi direndahin, kalau penuh harganya juga tidak kira-kira, terlalu tinggi.  Membuat orang yang ke Cirebon itu tanda tanya. Dan itu mencoreng nama Cirebon sendiri,” ungkap Ricky kepada Rakyat Cirebon, Kamis (1/3).

Berdasarkan pemantauannya, harga kamar di hotel berbintang bahkan menyentuh harga hotel budget. Banting harga seperti itu, membuat hotel budget kelabakan.  Sementara harga kamar hotel yang digawanginya berkisar dari Rp298 ribu sampai Rp398 ribuan saja.

“Saya nggak bisa keluar dari jalur itu. Tapi kalau lihat beberapa brand di sini ketika dia rendah (okupansi, red) kaya gini jualnya bisa sampai Rp190 ribu. Padahal, hotel berbintang, nanti tiba-tiba kalau penuh jadi Rp900 ribu,” papar dia.

Yang lebih memprihatinkan, meski jumlah pengguna hotel di Kota Cirebon tercatat lebih banyak ketimbang pengguna hotel di  daerah lain. Namun, masih belum mencukupi jumlah hotel yang ada di Kota Cirebon. Hal itu juga yang membuat sejumlah hotel nekat banting harga.

“Kemudian kuenya masih sedikit. Sehingga membuat orang perlomba-lomba seperti itu, kalau untuk kuliner sih Cirebon OK banyak kuliner yang bagus. Wisata yang harus dicari lagi digali potensinya,” kata dia.

Ricky menerangkan,  Ibis Budget Hotel  baru bisa  30 persen saja menggarap pasarnya. “Kami baru running 30 persen bersaing dengan hotel lainnya. Tidak terlalu beda, karena kotanya sendiri belum full banget,” papar dia.

Di samping itu, dibukanya Tol Cipalinyatanya tak selalu memberikan hasil manis. Menurut Ricky, Tol Cipali juga berbahaya bagi bisnis hotel di Cirebon. Pasalnya, pendatang dari Jakarta tujuan Jawa bisa langsung tanpa menginap di Cirebon dulu.

“Apalagi dengan adanya Tol Cipali. Jadi, Cirebon cuma dilewati doang. Kalau dulukan lima jam sudah waktunya istirahat. Makanya, banyak hotel di sini. Proyeksinya itu tahun 2012 itu kan belum ada Tol Cipali,” lanjut dia.  (wan)

Sumber: