Harga Gabah Makin Anjlok, Petani Terpaksa Panen Lebih Awal

Harga Gabah Makin Anjlok, Petani Terpaksa Panen Lebih Awal

\"petani

RAKYATCIREBON.CO.ID - Sejumlah petani di desa Pilangsari, Kecamatan Jatitujuh, terpaksa panen dini untuk menghindari makin merosotnya harga gabah di pasaran. Karena saat ini harga gabah sudah turun hingga Rp100 ribu per kuintal.

Salah seorang petani, Endang mengatakan, tiga minggu lalu harga gabah kering giling di Majalengka sempat mencapai Rp770 ribu per kuintal hingga Rp780 ribu per kuintal. Kini harganya mulai turun hingga mencapai Rp670 ribu per kuintal seiring dengan mulainya musim panen di beberapa wilayah desa.

Dia mengaku terpaksa memanen lebih awal beberapa hari. Seharusnya tanaman padinya baru dipanen seminggu ke depan. Namun, karena harga makin merosot, akhirnya segera dipanen agar saat kering harga masih diatas Rp600 ribu per kuintal.

“Sekarang harga sudah turun hingga Rp100 ribu untuk setiap kuintalnya, kalau panen diperlambat harga bisa keburu anjlok. Karena panen akan semakin luas, harga bisa dibawah Rp600 ribu per kuintal, bahkan mungkin lebih rendah,” ujar Endang kepada Rakyat Majalengka, Jumat (16/2).

Hal yang sama juga petani lainya. Uti dan Oman. Keduanya mengaku terpaksa memanen padi mengikuti petani lain yang panen lebih awal. Kebetulan lahan sawah yang satu hamparan dengannya sudah lebih dulu dipanen dan sekarang sudah mulai dijemur.

Menurutnya, jika panen diperlambat, hama tikus dan burung akan menyerang sawah miliknya. Sehingga kerugian bisa dua kali lipat. Rugi karena serangan hama dan harga yang semakin anjlok.
“Kami ingin menikmati harga tinggi seperti yang lain. Mudah-mudahan cuaca bisa mendukung. Sehingga gabah bisa dijemur dan keringnya lebih cepat,” ungkap Oman.

Saat ini, kata dia, harga gabah di pasaran sudah mencapai Rp670 ribu per kuintal. Padahal, beberapa minggu sebelumnya harga gabah mencapai Rp770 ribu hingga Rp780 ribu per kunital. Namun, begitu ada petani yang panen harga langsung berangsur turun.

“Penurunannya cukup drastis mulai Rp20 ribu per kuintal hingga Rp 30 ribu per kuintal,” ujar Oman.
Sementara itu, Dasimah, petani lainnya yang ditemui Rakyat Majalengka saat sedang menjemur gabah, mengaku memanen sawah sesuai dengan usia padi.

Karena dirinya melakukan tanam lebih awal dibanding dengan petani lainnya. Sehingga tanamannya dipanen setelah seluruhnya menguning.

“Padi saya sudah masanya dipanen jadi kualitas juga akan lebih baik. Yang panen sekarang banyak yang untung. Karena baru tahun ini harga mencapai Rp770 ribu per kuintal, biasanya paling mahal di atas Rp600 ribu per kuintal,“ imbuhnya.(hsn)

Sumber: