Semburan Gas Bikin Sesak Pernapasan, Warga Tidak Percaya Klaim Pertamina
RAKYATCIREBON.CO.ID - Meski ada pernyataan yang mengklaim semburan gas di Desa Sukaperna dan Pagedangan, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu berbeda karakteristiknya dengan insiden lumpur Lapindo di Sidoarjo.
Namun, warga tidak lantas memercayainya. Pihak terkait, khususnya Pertamina didesak warga untuk secepatnya menangani semburan gas di desanya.
Salah satu warga, Kayat (27) menuturkan, rumah yang dihuni bersama ibunya, Sarniti (60) seperti sudah menjadi langganan semburan gas.
Pasalnya, dalam dua kejadian semburan gas salah satu titiknya berada di rumahnya. Pada kejadian yang mulai memunculkan semburan di 25 Desember 2017 lalu itu, titik semburan berada tepat di sisi tembok belakang rumahnya.
Sedangkan pada 2015, semburan gasnya muncul di dalam salah satu ruangan. \"Dulu (tahun 2015, red) di dalam rumah. Semburan gasnya sampai tujuh bulan, ya lama sekali,\" kata dia.
Adanya bencana semburan gas tersebut, ia dan keluarganya mengalami ketakutan sepanjang siang maupun malam.
Bahkan, dampak yang diakibatkan semburan gas itu menimbulkan gangguan pada pernafasan. \"Nafasnya sesak. Takutnya meledak, lihat saja itu semburannya,\" keluh dia.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu telah mengundang pihak Pertamina EP, BPBD, Muspika Kecamatan Tukdana dan pemerintahan desa untuk merumuskan penanganan semburan gas tersebut.
\"Kami sudah berkoordinasi dengan Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementrian LHK, juga Dirjen Migas Kementrian ESDM,\" jelas Bagian Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu, D Subyar.
Disampaikan pula, semburan gas yang terjadi saat ini tidak jauh berbeda dengan kejadian serupa pada tahun 2015 lalu.
\"Kejadian ini hampir sama dengan tahun 2015 lalu, kebetulan tempatnya pun sama dan saat itu Dinas PSDA Tamben yang langsung turun menangani persoalan ini karena dikategorikan sebagai bencana alam. Untuk mengetahui secara pasti kejadian ini apakah sama dengan sebelumnya, kami meminta bantuan Pertamina EP untuk melakukan uji lab,\" paparnya.
Sebelumnya, pihak Pertamina EP dan anggota DPR RI menyatakan bahwa semburan gas tersebut berbeda karakteristiknya dengan kondisi Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Meski demikian, langkah penanggulangan terhadap 195 titik semburan gas masih terus dilakukan. (tar)
Sumber: