Mendag Blusukan di Pasar Jagasatru, Pastikan Tidak Ada Lonjakan Harga
RAKYATCIREBON.CO.ID – Di penghujung tahun 2018, Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Enggartiasto Lukita blusukan ke Pasar Jagasatru.
Di pasar induk sayuran itu, Enggar mengecek harga beberapa kebutuhan pokok. Ia didampingi Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH dan Wakil Ketua DPRD, Dra Hj Eti Herawati, serta pejabat terkait lainnya.
“Saya diajak Pak Walikota untuk mengecek harga di pasaran pada akhir tahun ini (2017, red). Karena turis yang datang ke Kota Cirebon meningkat tajam. Konsekuensinya adalah konsumsi bahan pokok semakin meningkat,” ungkap Enggar, usai pengecekan, Minggu (31/12) sore.
Diakui Enggar, Walikota Azis juga meminta kepada pihaknya untuk bisa menggelar operasi pasar dan permintaan itu dikabulkan Kemendag. Enggar mengaku bersyukur, walikota Cirebon memiliki sensitivitas tinggi terhadap harga-harga kebutuhan pokok di pasaran.
“Saya bersyukur dengan walikota seperti ini, yang berusaha betul menjaga harga kebutuhan pokok agar jangan terjadi lonjakan harga. Makanya jauh-jauh hari sebenarnya beliau meminta kita operasi pasar dengan komoditas beras,” tuturnya.
Berdasarkan pemantauan, Enggar menuturkan, untuk komoditas beras medium di Pasar Jagasatru dijual dengan harga di bawah HET (Harga Eceran Tertinggi, red) sebesar Rp8.900/kg.
“Kalau ada kualitas lebih baik lagi sampai Rp9.450/kg itu oke. Tapi Pak Walikota berkeinginan untuk di bawah HET. Sehingga masyarakat tidak mengalami kekurangan atau menjaga daya beli,” terangnya.
Lebih lanjut disampaikan Enggar, harga bawang merah mengalami penurunan yang terlalu jauh. Makanya, Kemendag akan berkoordinasi Kementerian Pertanian untuk menugaskan Bulog membeli bawang merah dengan harga yang akan ditetapkan.
“Kita sebenarnya sudah ada patokan harga. Tapi karena turunnya terlalu jauh, disparitasnya tinggi sekali. Langkah itu (koordinasi dengan Kementan, red) untuk harga bawang merah bisa meningkat,” katanya.
Komoditas lainnya, yaiktu bawang putih, harganya masih stabil, ditegaskan enggar, pihaknya akan tetap menjaga stabilitas harga itu. Untuk minyak goreng juga harganya masih di sekitaran HET, Rp10.200-10.500/kg. “Kemudian gula juga harganya di bawah HET,” kata dia.
Hal yang sama dialami komoditas cabai. Menurut Enggar, harga cabai sangat ditentukan oleh cuaca. Dalam cuaca seperti saat ini, untuk harga jual memang ada batas toleransinya.
“Cabai merah keriting sudah turun, cabai merah biasa juga turun. Karena pada saat hujan deras sekali mencapai Rp40.000-45.000/kg, sekarang sudah Rp24.000-25.000/kg. Cabai rawit masih dengan harga yang stabil,” tuturnya.
Khusus untuk komoditas telur dan ayam, Enggar menjelaskan, pihaknya sudah mengundang perwakilan peternak ayam maupun pengusaha telur ayam. Enggar sudah meminta kepada mereka untuk tidak menaikkan harga secara signifikan.
“Mereka menurunkan harganya terlalu jauh pada beberapa waktu lalu. Jadi saya ingatkan mereka agar jangan terlalu tinggi menaikkan harga, walaupun mereka meminta untuk menutup kerugian yang lalu, karena berapa bulan mereka menjual dengan rugi,” ucapnya.
Dikatakan Enggar, walikota maupun legislatif berkeinginan agar harga telur dan ayam terus ditekan. Namun demikian, Enggar meminta mereka bersabar, karena para pengusaha ayam potong maupun telurnya suda bersepakat untuk menurunkan harga. “Karena mereka sudah janji di awal tahun segera akan turunkan harganya,” katanya.
Sementara itu, Walikota Azis, mengaku mengerti apa yang dihadapi masyarakat Kota Cirebon menjelang perayaan hari besar. “Karena itu jauh-jauh hari saya sudah meminta kepada pak menteri agar segera dilakukan operasi pasar untuk menekan harga di pasaran,” kata Azis.
Dengan harga yang terjangkau, maka masyarakat di Kota Cirebon tidak akan dibebani dengan pengeluaran kebutuhan yang terlalu besar di setiap perayaann hari-hari besar. (jri)
Sumber: