Dibasmi Pestisida, Hama Keong Mas Muncul Lagi

Dibasmi Pestisida, Hama Keong Mas Muncul Lagi

RAKYATCIREBON.CO.ID  - Sebagian petani di wilayah Kabupaten Majalengka seperti Kecamatan Leuwimunding, kecamtan Jatitujuh dan kecamatan Kertajati mengeluhkan serangan hama keong mas yang menghantui padi yang baru selesai ditanam.

\"lahan
Lahan pertanian di Majalengka diserang hama keong. Foto Hasan/Rakyat Cirebon
Salah seorang petani asal desa Nanggerang kecamatan Leuwimunding, Dadang menyebutkan, sekitar 30 hektare tanaman padi miliknya dan beberapa petani lain yang baru sekitar sepekan ditanami, diganggu keong mas.

Dia mengatakan, saat dibasmi dengan pestisida, keong mas akan mati dan hilang sekitar tiga hingga empat hari. Namun, setelah sawah dialiri air, hama itu kembali datang. Bahkan petani juga mengaku kesulitan, sebab pada siang hari ketika kondisi cuaca panas hama keong mas tersebut masuk kedalam lumpur.

Akan tetapi pada pagi dan sore hari keong mas tersebut kembali muncul. Petani juga merasa bingung karena menganggap keong mas sudah mati, namun pada hari berikutnya kembali muncul.

\"Ini yang membuat kami kewalahan, setelah disemprot dan mati, tetapi ada saja keong mas lainnya yang masuk ke sawah dan mengganggu batang tanaman padi,\" ujarnya ketika ditemui Rakyat Majalengka, Selasa (26/12).

Gangguan itu, sebut Dadang, tidak hanya terjadi terhadap tanaman padi miliknya, tetapi juga petani tetangganya ikut mendapatkan gangguan serupa. Bahkan, hama keong mas mulai mengganggu tanaman saat persemaian benih sehingga harus diganti dengan benih yang baru.

\"Gangguan hama keong mas ini, hanya terjadi ketika tanaman padi masih muda. Sementara jika batang tanaman padi sudah mulai keras, serangan hama keong ini akan berhenti,\" ujarnya.

Lebih lanjut Dadang menambahkan, dalam sehari petani bisa mengumpulkan keong sebanyak dua ember ukuran sedang atau kurang lebih nya mencapai 5 Kg. \"Untuk menghilangkan hama tersebut, para petani menguras air sawah untuk sementara, agar keong-keongnya mati,\" ungkapnya.

Upaya membasmi hama keong mas ini dilakukan secara tradisional dengan mengambil keong satu per satu. Namun sayangnya upaya itu tidak membuahkan hasil, bahkan dengan memberikan racun pun nol besar.

Dadang berharap, ada upaya dari dinas terkait untuk segera melakukan tindakan agar wabah hama keong mas tersebut tidak menyebar lebih luas, dan mengganggu tanaman petani. Sebab, menurutnya hingga saat ini para petani sudah berupaya keras dengan melakukan beberapa hal untuk memberantas hama tersebut.

Gangguan hama keong mas tidak saja terjadi di wilayah Kecamatan Leuwimunding, akan tetapi juga menyebar ke kecamatan lainnya di wilayah utara Majalengka seperti kecamatan Jatitujuh dan Kertajati.

Menurut penuturan Abdul, seorang petani lainnya di Kecamatan Kertajati juga membenarkan bahwa hama keong mas juga menjadi momok yang mengganggu tanaman padi di wilayah itu.

Bahkan, sebut Abdul, bila tidak segera diatasi akan berdampak fatal terhadap pertumbuhan tanaman bahkan dapat terancam gagal panen. Sejak dua pekan terakhir ini, sejumlah petani di wilayah Kertajati mengeluh akibat tanaman padinya diserang hama keong mas.

Dirinya mengaku, puluhan petani disibukkan dengan keberadaan keong mas di pesawahan. Keong mas yang menyerang sawahnya, merupakan jenis keong pemangsa daun tanaman padi.

Keong tersebut sangat merusak tanaman padi yang masih berumur satu hingga dua minggu. \"Jika keong mas ini dibiarkan, tanamam padi dipastikan bisa habis dimakan,\" katanya.

Menurutnya, sejak satu minggu terakhir lahan persawahan mereka diserang hama keong mas. Petani masih menunggu bantuan dari Dinas terkait.

\"Ada puluhan hektare sawah diserang hama keong mas. Keong-keong itu ada yang terbawa arus sungai namun ketika surut keong tersebut menetap di lahan persawahan,\" ujarnya.

Dijelaskannya, serangan hama keong emas ini sebelnarnya sudah terjadi sejak satu minggu terakhir, namun paling ganas serangannya terjadi sejak 3 hari yang lalu.

“Sebab keong mas ini serangannya sangat ganas, padi bisa habis dalam waktu semalam saja. Dan inilah kondisi sawah saya, yang tadinya sudah rapat ditanami, kini gundul, habis dimakan keong mas. Walau upaya untuk membasmi, namun itu sia-sia saja, sebab jumlahnya yang banyak membuat kami kewalahan,” urainya.(hsn)

Sumber: