Komoditas Pertanian Bakal Picu Inflasi

Komoditas Pertanian Bakal Picu Inflasi

CIREBON – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon, Imron Budianto MM memprediksi, November 2017, Kota Cirebon bakal mengalami inflasi. Dari pantauan BPS, Imron menyebut sudah ada geliat pemicu inflasi pada komoditas pertanian.
\"bps
Sayuran diprediksi menjadi penyumbang inflasi tersebesar. dok. Rakyat Cirebon
“Harga – harga pertanian sudah mulai naik, kami harapkan  Bulog adan Dinas Pertanian bisa lebih aktif datang ke pasar – pasar untuk mengecek pasokan yang ada di kita,  kalau beras  bisa dikendalikan inflasinya tidak terlalu tinggi,” tegas dia saat jabarkan prediksi inflasi, kemarin.

Oktober lalu, kata dia, Kota Cirebon  mengalami inflasi sebesar 0,07 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,53 persen.  Inflasi dipicu 3 kelompok  pengeluaran mengalami kenaikan harga sehingga memicu inflasi. 

“Seperti sandang 0,50 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,41 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,34 persen,” katanya.

Sementara pada November ini, produk pertanian mengalami kenaikan harga. Selain beras, beberapa komoditas lain seperti sayuran, tomat dan cabai juga diprediksi bakal menyumbang angka inflasi. 

“Prediksi memang akan terjadi inflasi di bulan November. Kalau beras di Cirebon mudah – mudahan nggak terlalu tinggi, tapi di lokasi lain terjadi. Cirebon malah kayanya sayur – sayuran yang lebih terasa kenaikannya,” ujar dia.

Imron menilai, kenaikan harga sayur justru  berkontribusi besar bagi sintimen pasar. Kenaikan sampai Rp5 ribu saja  sudah menjadi  peringatan bagi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Sedangkan, kenaikan harga beras justru sentimennya hanya sedikit.

“Ini  juga bisa dilihat bahwa komoditas sayur naik Rp5 ribu itu sudah cukup tinggi, kalau beraskan naik Rp5 ratus itu masih normal. Kalau sudah harga kentang, harga tomat, cabai itu terasa banget,” katanya.

Dari evaluasi BPS, kata dia, penyumbang inflasi sepanjang 2017  didominasi komoditas makanan. Hampir setiap bulan, makanan memberikan andil inflasi cukup tinggi.  Meski demikian,  juga tidak menapikan  penyumbang inflasi lain seperti  pendidikan dan pencabutan subsidi listrik.

“Inflasi tertinggi 0.91 di bulan Agustus, tidak ada momen khusus tapi ada komoditas yang bukan menjadi komoditas TPID mengalami kenaikan harga, itu di bahan bangunan, mungkin karena kemarau banyak pembangunan atau barangnya langka,” tukas dia. (wan)

Sumber: