Giliran PKL Jalan Pemuda Segera Ditertibkan
Jumat 27-10-2017,11:20 WIB
CIREBON - Usai melakukan sterilisasi lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) maupun semi permanen di Jalan Sudarsono, petugas Satpol PP Kota Cirebon mengalihkan perhatiannya ke Jalan Pemuda. Kemarin, petugas Satpol PP bersama Dinas Perhubungan (Dishub) melakukan sosialisasi kepada para pedagang yang menggunakan trotoar.
|
Satpol PP Kota Cirebon sosialisasi kepada PKL jalan Pemuda. Foto: Fajri/Rakyat Cirebon |
Petugas menyosialisasikan kepada pedagang, agar lapak yang digunakannya berjualan tidak mengganggu ketertiban umum, terutama menutup penuh trotoar di sisi jalan. Petugas Satpol PP meminta agar pedagang yang “memakan” penuh trotoar, untuk memundurkan lapaknya.
“Kita masih dalam tahap melakukan sosialisasi. Kita imbau kepada para pedagang untuk tidak menutup penuh trotoar. Maksudnya agar tertib dan pejalan kaki bisa nyaman,” kata Kasi Bina Trantibum Tranmas Satpol PP Kota Cirebon, Asep Kurnia.
Pihaknya meminta kepada pedagang yang berjualan dengan menggunakan penuh trotoar untuk mundur beberapa meter. Terutama meja-meja yang biasanya dipasang di dekat bahu jalan. “Kita minta supaya pedagang memundurkan lapaknya. Jadi ada space untuk pejalan kaki,” ujarnya.
Kalau sudah diimbau untuk tertib, tapi tidak taat, maka Satpol PP akan menerbitkan surat teguran pertama. Bila dalam kurun waktu tertentu tetap saja para PKL membandel, maka teguran terus diberikan sampai ketiga kali. “Kalau tetap saja tidak patuh, terpaksa kita tertibkan,” katanya.
Sementara itu, seorang pedagang di Jalan Pemuda, Eni mengaku, dirinya tak keberatan bila diminta menggeser mundur lapaknya. Pedagang rokok dan minuman itu menyatakan akan taat. “Tidak keberatan. Akan saya mundurkan mejanya. Walau selama ini juga saya tidak menutup semua badan trotoar. Itu masih bisa untuk jalan kaki,” katanya.
Ibu tiga anak asal Kuningan itu berharap tidak ada penggusuran yang dilakukan Satpol PP. Makanya, apapun imbauannya akan dipenuhi. Terlebih, Eni juga menjadikan lapaknya sebagai tempat tinggal dirinya bersama sang suami. “Kita sih berharap jangan sampai ada penggusuran. Makanya kita nurut untuk menggeser mundur meja dagangan,” katanya. (jri)
Sumber: