40 Persen TKW Indramayu Pilih Bekerja di Taiwan

40 Persen TKW Indramayu Pilih Bekerja di Taiwan

INDRAMAYU - Negara Taiwan menjadi negara favorit bagi tenaga kerja asal Kabupaten Indramayu, sebanyak 13.576 orang TKI asal Kabupaten Indramayu, 40 persen memilih untuk bekerja ke Taiwan, faktor finansial dan pelung kerja dianggap lebih baik.
\"taiwan
Calon TKI asal Indramayu sedang uru administrasi. dok. Rakyat Cirebon
Kasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN), Sukirman mengatakan, TKW atau TKI banyak memilih ke Taiwan karena secara finansial dan peluang kerja di Taiwan juga dianggap lebih baik dibandingkan negara-negara Asia lainnya, seperti Hongkong, Singapura, dan Brunei.

Karena adanya moratorium, jumlah TKW ke Negara Timur Tengah mengalami penurunan, kini dominasi Negara Asia Timur dan Asia Tenggara ini mulai mengikis daerah tujuan TKW di Timur Tengah.

“Untuk keberangkatan TKI ke luar negeri, hingga Oktober 2017, masih lebih rendah dibandingan tahun lalu sebanyak 15 ribu TKI,” ucapnya.

Asih (27) salah satu TKW asal Desa Tambi Kecamatan Sliyeg mengaku, sudah dua kali ini bekerja diluar negeri sebagai buruh rumah tangga di Negara Taiwan. Selain karena gaji yang tinggi juga juga adanya hari libur di akhir pekan, waktu luang tersebut digunakanya untuk menghubungi keluarganya.

\"Kalau untuk masak ada orang lain, saya khusus mengurusi nenek majikan. Digaji 18000 nt/bulan, jika dirupiahkan sekitar Rp7-8 Juta.  Alhamdulillah, hasil selama dua tahun bisa membuat rumah, meskipun kecil-kecilan,\" ujarnya.

Sambungnya, gaji tersebut tidak langsung didapatkan secara penuh meskipun sudah bekerja selama satu bulan, karena adanya potongan gaji selama 9 bulan. Untuk besaran potongan berbeda-beda tergantung kebijakan PT nya.

\"Ada yang 7000, 8000, bahkan sampai 11000, kalau saya hanya dipotong 5000/bulan selama 9 bulan,\" katanya. 

Selain itu Anggota DPRD Kabupaten Indramayu Junedi menyatakan, TKI harus dijamin keamanan dan kenyamanannya bekerja oleh pemerintah karena keberadaannya sangat menguntungkan Negara melalui devisa. “Pemerintah harus memperbaiki bagaimana cara melindungi TKI, jangan hanya mengambil keuntungannya saja,” ketusnya. (yan)

Sumber: