Kekerasan Terhadap Siswa Harus Diusut

Kekerasan Terhadap Siswa Harus Diusut

INDRAMAYU -  Perlakuan tindakan kekerasan terhadap seorang siswa saat kegiatan baris-berbaris menuai banyak protes, termasuk di kalangan DPRD Kabupaten Indramayu. Kepala dinas juga ditegur keras, dan diminta untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara cepat. 
\"dprd
SMPN 3 Balongan saat demo Kepsek. dok. Rakyat Cirebon
Rapat kerja berbagai pihak melalui DPRD akan dilakukan sebagai bentuk tindaklanjut, sekaligus melakukan upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.

“Saya  sudah langsung melakukan teguran kepada kepala dinas agar tidak menunda persoalan kekerasan terhadap anak tersebut,” ungkap Ketua Komisi II DPRD Indramayu Bhisma Panji. 

Kasus kekerasan terhadap seorang siswa SMPN 3 Balongan, sambung Bhisma juga langsung disikapi dewan pendidikan dan sudah turun untuk melakukan investigasi.

“Kami bicara langsung dengan dewan pendidikan, Komisi II memberikan  kesempatan kepada dinas terkait untuk menyelesaikan dengan adil, bijaksana dan dalam waktu secepatnya,” tegasnya.

Pihaknya memandang, ketika persoalan kekerasan terhadap siswa itu tidak segera diselesaikan akan berdampak buruk bagai siswa, karena dampaknya  sangat mempengaruhi psikologis seorang siswa. 

Apalagi ia bersama orang tua murid sudah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Dalam waktu dekatpun, Komisi II akan menggelar rapat dengan dinas terkait untuk menindaklanjuti hal tersebut, data yang dipegang komisi II juga akan jadi pembanding mengenai kejelasan permasalahanya, sekaligus sebagai pembelajaran dan antisipasi hal serupa tidak terjadi kembali.

\"Akan melakukan rapat kerja dengan melakukan pemanggilan Dewan Pendidikan maupun  Dinas Pendidikan di Kabupaten Indramayu, sehingga persoalan ini bisa diselesaikan dengan rasa keadilan di masyarakat,\" terangnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan keterangan Samroni siswa kelas 3 yang mendapat penganiayaan mengaku, peristiwa kekerasan yang dialaminya tersebut terjadi saat para siswa sedang berbaris dihalaman sekolah di jam pelajaran olah raga, tiba-tiba saja kepala sekolah menghampirinya dikerumunan siswa dan langsung melakukan penamparan yang disertai dengan tendangan dan pukulan.

“Kejadian ini terjadi pada September kemarin, ditendang, ditampar, dipukul lagi dan terus seperti itu,” ungkapnya, didampingi orangtuanya.

Kemudian ia mengadu kepada orang tuanya dan dibawa ke Puskesmas setempat. Dari hasil pemeriksaan, dirinya menderita luka lebam, ia juga tidak mengetahui secara pasti motif dibalik penamparan tersebut.

Kepala Sekolah SMP 3 Balongan Lili Suryana membantah dirinya melakukan penganiayaan terhadap siswanya,  dirinya juga tidak pernah melakukan perbuatan seperti yang dituduhkan para siswa kepadanya.

“Tidak ada itu (kekerasan). Ini kan sedang diinikan (diselidiki, red) oleh dewan pendidikan, tanyakan saja kepada pengacara saya. Saya tidak merasa,” ujarnya. (yan)

Sumber: