Disebut Partainya Pecah, Ketua PDIP Majalengka Angkat Bicara
Kamis 05-10-2017,06:00 WIB
KETUA DPC PDIP Kabupaten Majalengka, H Sutrisno SE MSi angkat bicara soal rumor adanya perpecahan di tubuh partai yang dipimpinnya. Pria yang juga bupati Majalengka itu bahkan mengingatkan kepada para bakal calon bupati untuk tidak membuat keruh partai menjelang Pilbup 2018.
|
Sutrisno tepis perpecahan ditubuh PDIP Majalengka. dok. Rakyat Cirebon |
Melihat ada pihak yang ingin memecah kesolidan partai, Ketua DPC PDIP Kabupaten Majalengka H Sutrisno SE MSi tidak tinggal diam. Dengan tegas, bupati Majalengka 2 periode itu menyatakan bahwa partai yang dipimpinnya tetap solid dalam menyambut pesta demokrasi tahun depan.
Menurut Sutrisno, perbedaan dukung mendukung menjelang turunnya rekomendasi calon bupati saat ini dinilai sangat wajar. Tetapi lanjut Sutrisno, akan tidak wajar jika nanti setelah adanya rekomendasi turun PDIP masih saja terjadi perbedaan.
Sutrisno meyakini, sesuai tradisi PDIP, saat rekomendasi DPP PDIP sudah turun ke Majalengka, maka perbedaan tidak aka nada, yang ada rasa persatuan untuk menang. Bila ada yang membandel, Sutrisno berjanji akan bersikap tegas demi mengamankan instruksi partai.
“Oleh karena itu saya bisa pastikan jika suara PDIP di Majalengka sangat solid dan utuh serta tidak terpecah pecah,” terangnya kepada Rakyat Cirebon kemarin (4/10) saat ditemui di ruang kerjanya.
Satu hal yang disoroti Sutrisno adalah ada indikasi bahwa bakal calon bupati/cawabup yang mendaftar ke PDIP bermain dukungan dengan cara tarik menarik kader di struktur partai.
“Para bakal calon yang mendaftarkan diri dari PDIP agar tidak boleh merusak, atau bermain di struktur partai, dengan cara saling tarik menarik untuk dukung mendukung. Toh pada akhirnya yang menentukan siapa yang berhak untuk diusung oleh PDIP pada Pilkada Majalengka ada di tangan DPP PDIP,” kata Sutrisno.
Sutrisno menegaskan, justeru yang harus dilakukan para bakal calon adalah memperkuat struktur partai dan menggalang dukungan di luar struktur partai dengan cara rajin turun ke masyarakat. “Cari simpati dan dukungan dari rakyat, bukan dengan mengobok obok struktur partai yang sudah solid,” kata Sutrisno mengingatkan.
Menurut Sutrisno, struktur partai adalah mesin politik untuk menjaring dukungan dan simpati dari masyarakat sebagai pemilih. “Jaga dan rawat dengan baik mesin partai kita. Jangan sampai ada bakal calon yang sengaja mengundang rapat struktur partai yang satu, kemudian melakukan perkumpulan dan membuat surat dukungan, atau melakukan manuver politik lain yang bisa merusak struktur partai,” katanya.
Disingung soal ketentuan dan aturan bakal calon yang sudah disepakati di DPP PDIP, salah satunya sebut dia, para pimpinan DPR, DPRD Provinsi dan Kabupaten tidak boleh ikut mencalonkan sebagai kepala daerah, karena posisi di legislatif yang diembannya tersebut juga merupakan posisi yang strategis. “Sudah ada pakta integritas. Siapa yang tidak patuh akan ada konsekwensinya,” tegas Sutrisno.
Bahkan terhadap bakal calon Djoko Sugiharto yang notabene putranya sendiri, Sutrisno, mengakui jika dirinya tidak mengarahkan dan menyeret anaknya ke dalam struktur partai, melainkan diberi kebebasan dan keleluasaan untuk terjun langsung ke masyarakat.
Sehingga sampai saat ini, lanjut Sutrisnio, putranya sudah mendapatkan dukungan tidak kurang dari 218.419 warga yang meminta agar putranya maju dalam Pilkada, dan dukungan itu sendiri dibuktikan selain dengan surat pernyataan dan fotokopi KTP.
Selain mendapatkan dukunga yang cukup kuat, berdasarkan hasil survey dari lembaga survei Parameter, yang dilakukan dalam kurun waktu tanggal 23 sampai 27 Agustus 2017 lalu, nama Djoko mampu meraih 23,5 persen suara untuk posisi M1 dan perolehan H Karna Sobahi yang masih tertinggi di angkat 58 persen. Sedangkan ketika dipasang di posisi M2, Djoko mampu memperoleh 22,3 persen untuk tingkat popularitas.(pai)
Sumber: