Kuningan Paling Tinggi Konsumsi Gas Elpiji
Kamis 31-08-2017,01:00 WIB
KEJAKSAN – Guna memastikan keamanan stok gas elpiji berukuran 3 kilogram saat Idul Adha, Hiswana Migas menambahan pasokan hingga 50 persen.
|
Hiswana Migas konferensi pers. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon |
Hal tersebut disampaikan oleh Senior Sales Executive Pertamina LPG X Region III, Endra Rachmawan di ruang kerja Hiswana Migas Cirebon. Dijelaskan Endra, secara fakultatif penambahan penyaluran gas melon bahkan sudah dilakukan sejak pertengahan Agustus 2017.
Hanya saja, kata dia, untuk betul – betul memastikan ketersediaan pasokan, Hiswana memberlakukan penambahan pasokan pada tanggal krusial yang disinyalir konsumsi gas melon akan meningkat tajam.
“Juga, melihat perkembangan di lapangan. Apalagi Idul Adha kali ini bertepatan dengan week end. Kemungkinan peningkatan kebutuhannya lebih besar. Jadi, kami antisipasi penyaluranya,” jelas Endara kepada Rakyat Cirebon, kemarin.
Menurut Endra, penambahan penyaluran pasokan gas melon di wilayah Ciayumajakuning dilakukan secara bertahap. Yakni, pada 29 dan 31 Agustus serta 2 September 2017. Khusus Kabupaten Kuningan, penambahan pasokan malah lebih besar. Yakni, 75 persen pada 31 Agustus dan 2 September.
“Pada 2 September kami juga akan tambah 50 persen secara keseluruhan. Khusus, Kuningan di pada 31 Agustus dan 2 Semptember penyalurannya 75 persen, Jadi, daerah lain 150 persen, sementara Kuningan 200 persen,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, di hari biasa, Hiswana mendistribusikan sekitar 168 ribu tabung setiap hari hari. Khusus di tanggal krusial jelang dan sesudah Idul Adha, gas melon yang akan disalurkan mencapai 240 ribu tabung. Dari wilayah kerja Hiswana Migas, Kuningan termasuk daerah paling banyak konsumsi gas melon.
“Khusus Kuningan malah dua kali lipat penambahannya. Karena merupakan daerah wisata,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Gas Elpiji Hiswana Migas Cirebon, Fauji Hasan menambahkan, gas melon yang didistribusikan akan dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp16 ribu per tabung.
Jika ditemukan agen atau pangkalan menjual lebih tinggi, masyarakat dipersilahkan melapor ke Hiswana Migas.
“Kalau ada yang jual lebih tinggi, misalnya di tingkat pangkalan, nanti akan edukasi oleh agen agar menjual sesuai HET yang ditetapkan,” tutup Fauji. (wan)
Sumber: