Brigjen Siswandi Muncul Lagi, Kumpulkan PK dan PL
Sementara itu, Meski DPD Partai Golkar Jawa Barat telah menerbitkan instruksi agar DPD Partai Golkar di kabupaten/kota se-Jabar berkoalisi dengan PDI Perjuangan, tapi DPD Partai Golkar Kota Cirebon beranggapan lain. Instruksi itu bisa saja tak berlaku di Kota Cirebon.
Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Partai Golkar Kota Cirebon, Saut Pasaribu menilai, walaupun sudah ada surat instruksi dari DPD Partai Golkar Jabar mengenai koalisi dengan PDIP, tapi tidak semua daerah bisa disamakan dinamikanya. “Instruksi boleh. Tapi tidak semua daerah sama dinamikanya,” kata Saut, Minggu (20/8).
Ia menambahkan, di Kota Cirebon belum tentu Partai Golkar akan berkoalisi dengan PDIP. Terlebih, kata Saut, surat instruksi yang diterbitkan DPD Partai Golkar Jabar juga sedang dikaji dan menjadi pembahasan di DPP Partai Golkar. “Belum pasti dengan PDIP. Karena di DPP Partai Golkar juga sedang dibahas terkait instruksi itu,” katanya.
Terpisah, Sekretaris Soksi Kota Cirebon, Herawan Effendi kembali angkat bicara soal langkah Partai Golkar menuju Pilwalkot 2018 mendatang. Menurutnya, dalam menghadapi pilwalkot, seyogyanya DPD Partai Golkar Kota Cirebon setidaknya punya dua opsi atau strategi sekaligus target yang akan dicapai.
Pertama, disampaikan Herawan, Partai Golkar berupaya mengusung figur internal untuk dapat rekomendasi sebagai calon walikota. Tentunya dengan catatan figur tersebut adalah figur yang mempunyai tingkat popularitas dan elektabilitas tinggi, yang dibuktikan oleh hasil survei.
“Tidak kalah penting yang bersangkutan mempunyai dukungan finansial yang cukup besar, karena dalam rangka sosialisasi dan persiapan pilwalkot perlu dukungan dana, termasuk untuk menggerakkan mesin partai dan elemen-elemen lainnya di luar struktur Partai Golkar,” ungkapnya.
Apabila dari internal Partai Golkar tidak ada figur yang memenuhi syarat tersebut, kata Herawan, Partai Golkar harus mengambil opsi kedua, yaitu mendukung atau mengusung figur calon walikota dari eksternal Partai Golkar yang peluang menang di pilwalkot cukup besar.
“Menurut saya untuk saat ini baru ada nama yang paling kuat untuk memenangkan pilwalkot yang akan datang. Keduanya yaitu petahana walikota Nasrudin Azis dan Bamunas Setiawan Boediman (Oki). Kalau dari awal Partai Golkar punya dua opsi atau strategi itu, maka ketika Partai Golkar mendukung salah satu dari dua nama tersebut, Partai Golkar tidak akan disebut plin-plan,” tuturnya.
Selain itu, sambung Herawan, ketika Partai Golkar mendukung petahana atau Oki, Partai Golkar juga harus membawa kepentingan partai, yaitu mengusulkan nama figur internal, misalnya Ketua DPD Partai Golkar, Ir Toto Sunanto, Ketua Bappilu DPD Partai Golkar, Lili Eliyah SH MM atau Ketua Fraksi Golkar di DPRD, Andrie Sulistio SE sebagai wakil walikotanya.
“Partai Golkar Kota Cirebon jangan terlalu alergi dengan figur eksternal. DPP Partai Golkar saja sudah mendukung Jokowi sebagai capres 2019 dan dukungan tersebut dilakukan sejak 2016,” katanya. (jri)
Sumber: