Lahan Garam Mulai Terkikis Proyek PLTU
Jumat 28-07-2017,04:10 WIB
SUMBER - Sebagai salah satu daerah penghasil garam terbesar di Indonesia. Harusnya petani garam di Kabupaten Cirebon sudah menggunakan teknologi. Sehingga produksi garam tidak terganggu meskipun pada saat musim hujan.
|
Lahan garam di Mundu. dok. Rakyat Cirebon |
Hal itu dikatakan salah satu bakal calon bupati dari PDI Perjuangan yang juga warga wilayah timur Cirebon, H Tarmadi, Kamis (27/7).
\"Harusnya pemerintah memfasilitasi para petani garam untuk menggunakan teknologi. Sebab selama ini, produksi garam di Indonesia, khususnya di Cirebon yang menjadi salah satu lumbung garam masih menggunakan cara manual,\" ucap Tarmadi.
Disampaikan, pemerintah bisa meniru sistem yang digunakan oleh Australia. Negeri Kanguru itu sudah menggunakan teknologi dalam menghasilkan garam.
\"Saya kira teknologi yang diterapkan Australia bisa diaplikasikan juga di sini. Sehingga tidak ada lagi kasus kelangkaan garam seperti sekarang,\" kata dia.
Sebenarnya, produksi garam untuk kebutuhan garam di daerahnya sangatlah cukup. Bahkan, kebutuhan garam industri maupun konsumsi se-pulau Jawa, banyak yang didroping oleh garam yang diproduksi dari Jawa Barat seperti Cirebon dan Indramayu.
Meski demikian kata Tarmadi, untuk wilayah Cirebon sendiri, lahan garam pun mulai terkikis karena adanya pembangunan PLTU I, II, dan III.
\"Penerapan teknologi dan modernisasi itu penting. Rencananya di Gebang itu akan dibangun perusahaan garam yang produksinya dengan cara insulin. Sama yang sudah dilakukan Surabaya,\" lanjutnya.
Agar penerapan teknologi dalam produksi garam tersebut bisa terealisasi di masyarakat, ia pun meminta agar pemerintah daerah setempat melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislakan) Kabupaten Cirebon untuk bekerja aktif dan memfasilitasi ke pemerintah pusat.
Sebelumnya petani garam diwilayah timur tidak sepakat dengan rencana pemerintah pusat mengimpor garam. Pasalnya kenaikan harga garam itu sangat menguntungkan petani, ditambah lagi menjualnya mudah. (ari)
Sumber: