Antisipasi Kekeringan, Bupati Minta Dinas Pertanian Koordinasi dengan BMKG

Antisipasi Kekeringan, Bupati Minta Dinas Pertanian Koordinasi dengan BMKG

MAJALENGKA – Pemerintah daerah (pemda) Kabupaten Majalengka meminta dinas pertanian segera mengantisipasi kekeringan. Jika tidak segera diantisipasi sejak dini dikhawatirkan bakal mengganggu produksi padi.
\"pemkab
Bupati Majalengka Sutrisno. dok. Rakyat Cirebon
Bupati Majalengka, Dr H Sutrisno SE MSi bakal menjadikan informasi BMKG sebagai pedoman untuk mengantisipasi dampak kekeringan. Dinas Pertanian, juga bakal menindaklanjuti informasi dari BMKG sebagai pedoman untuk menerapkan sistem pola tanam pertanian.

\"Jadi, sekarang sedang dilakukan dulu koordinasi. Bagaimana kondisi kebutuhan atau dukungan untuk pola tanam ini, yang memang paling utama kan soal ketersediaan air. Kalau kita mau meningkatkan produksi, tentu saja selain bibit dan benih, ketersediaan air paling utama,\" ujar Sutrisno, kemarin.

Dia mengaku, sejauh ini belum ada laporan mengenai kekeringan yang terjadi di Majalengka. Meski begitu, dinas terkait harus mengupayakan antisipasinya. 

\"Nomor satu itu air minum dulu, baru air untuk produksi. Prioritas pemanfaatan air kan untuk itu. Sudah jadi kewajiban pemerintah daerah menyediakan air,\" katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kelas III Jatiwangi memperkirakan puncak periode musim kemarau di Majalengka akan berlangsung pada Juli hingga Agustus 2017. Meski begitu, selama periode musim kemarau, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih mungkin terjadi.

Secara umum wilayah Jabar khususnya Majalengka saat ini sudah memasuki periode musim kemarau. Puncak musim kemarau terjadi pada Juli-Agustus 2017. 

\"Periode musim kemarau ini ditandai dengan karakteristik suhu udara yang relatif lebih dingin bila dibandingkan periode musim hujan. 

Namun, selama periode musim kemarau tahun ini, peluang pembentukan awan masih tetap berpotensi, yang menyebabkan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang,\" ujar Ahmad Faa Iziyn, prakirawan BMKG.

Menurutnya, salah satu penyebab terjadinya hujan pada musim kemarau karena faktor suhu permukaan laut di yang relatif hangat. Persepsi musim kemarau yang tidak ada hujan, tidaklah benar. Karena saat musim kemarau hujan masih bisa terjadi, meski frekuensi dan intensitasnya berkurang.

\"Akibat suhu permukaan laut relatif hangat, maka sifat hujan di periode musim kemarau 2017 umumnya diperkirakan normal. Sebagian bahkan berada di atas normal. Di atas normal itu maksudnya masih ada suplai air hujan,\" terangnya.(hsn)

Sumber: