Sungai yang Melewati Sembilan Desa Penuh Sampah
Sabtu 15-07-2017,08:00 WIB
GUNUNGJATI - Pendangkalan sungai yang terjadi pada beberapa desa di Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir saat memasuki musim penghujan.
Posisi sungai lebih tinggi dari pada jalan desa menyebabkan air yang seharusnya disalurkan ke laut meluap ke jalan sampai ke pemukiman penduduk.
|
Sungai di Gunungjati penuh sampah. Foto: Dandy/Rakyat Cirebon |
Seperti halnya sungai yang melewati sembilan desa, dari tiga kecamatan yaitu Gunung Jati, Suraneggala dan Plered yang kondisinya mendangkal dipenuhi lumpur dan sampah.
Di lokasi pendangkalan sungai tersebut juga sudah menjadi langganan banjir setiap tahun. Bahkan bukan hanya banjir, akibat pendangkalan sungai itu masyarakat setempat sering terkena demam berdarah karena lingkungan sungai yang dipenuhi sampah.
“Ya setiap tahun ketika memasuki musim penghujan pasti di wilayah ini banjir, air yang seharunya bisa ditampung di sungai untuk dibuang ke muara, menguap ke jalan karena sungainya yang dangkal,” jelas Wara, Kuwu Desa Sambeng.
Dikatakan Wara, bahkan karena kondisi itu balai Desa Sambeng sering terkena banjir, karena sungai tersebut juga ada tepat di depan balai desa. Kondisi suangai yang sudah dangkal itu, sangat merugikan bagi masyarakatnya desa karena selain sering terjadinya banjir, dengan kondisi sungai yang dangkal tidak bisa menampung air untuk digunakan para petani saat musim kemarau bagi sawahnya.
“Sungai yang sudah dangkal seperti ini banyak sekali dampak negatifnya bagi masyarakat di sekitar sungai, seperti banjir saat musim hujan, kekeringan saat musim kemarau,” tegas Wara.
Wara berharap, pemerintah daerah, yang dalam hal ini Dinas Pengolahan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Cirebon segera melakukan tindakan untuk bisa menyelesaikan permasalahan pendangkalan sungai yang terjadi di beberapa desa.
“Sungai yang di depan ini, melaui beberapa desa, seperti Desa Mayung, Buyut, Sirnabaya untuk Kecamatan Gunung Jati, Muara untuk Kecamatan Suranenggala dan beberapa desa lainya, dan semua kondisinya sama,” tandasnya. (dym)
Sumber: