Keraton Kasepuhan Miliki Museum Modern

Keraton Kasepuhan Miliki Museum Modern

LEMAHWUNGKUK - Setelah beberapa bulan dibangun, Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon yang baru akhirnya diresmikan, Sabtu (10/06) akhir pekan lalu.
\"museum
Pembukaan museum keraton Kasepuhan. Foto: Asep/Rakyat Cirebon
Pada peresmian museum modern pertama di Indonesia tersebut, hadir para sultan dari kerajaan di Nusantara, perwakilan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia serta beberapa tamu undangan lainnya.

Peresmian museum yang menyimpan pusaka milik Keraton Kasepuhan Cirebon tersebut ditandai dengan gunting pita yang dilakukan oleh sejumlah raja di nusantara, termasuk oleh Sultan Keraton Kasepuhan, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat dengan didampingi oleh Bupati Cirebon, Sunjaya purwadisastra.

Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan, Sultan PRA Arief Natadiningrat menyampaikan bahwa saat ini warga Cirebon patut berbangga, karena peninggalan pusaka yang menjadi kekayaan budaya nya bisa aman disimpan dalam museum yang modern.

\"Museum pusaka KKC ini adalah museum modern pertama di keraton-keraton yang ada di Indonesia, warga Cirebon harus bangga,\" ungkap Sultan Arief.

Dibangun dengan konsep modern, lanjut dia, museum ini menawarkan suasana yang membuat setiap pengunjung nyaman. Bahkan, siapapun yang mengunjungi museum tersebut dipastikan tidak bisa membedakan apakah yang dikunjunginya adalah museum benda bersejarah atau sebuah mall tempat perbelanjaan.

\"Museum ini dibangun senyaman mungkin, agar wisatawan khususnya generasi muda mau datang ke museum untuk mengenal sejarahnya, karena didalam nyaman sejuk seperti mall,\" lanjut Sultan.

Untuk diketahui, museum pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon yang memiliki luas sekitar 1000 meter persegi tersebut terletak di sebelah museum kereta singa barong yang lama, di dalam komplek Keraton Kasepuhan. 

Museum ini pun dilengkapi dengan fasilitas dan teknologi modern, dimana didalamnya ada 14 kamera CCTV dengan 6 alat pendingin ruangan, selain itu dipercanggih dengan tampilan audio visual, ruang kafetaria, ruang cinderamata serta sedikitnya ada 55 lemari penyimpan pusaka dengan sistem lighting.

\"Bukan hanya itu, satu ruang khusus dengan pintu besi dan atap jaring besi, dengan lemari kaca hanya dibuka menggunakan password,\" jelas Sultan.

Lebih jauh dijelaskan Sultan, hadirnya bahwa museum ini mencoba untuk menata kembali pusaka peninggalan sejarah di era akhir Kerajaan Padjajaran, era Sunan Gunung Djati, era Fatahillah saat mengusir Portugis di Sunda Kelapa, era Panembahan Ratu Cirebon serta era Sultan-sultan di Keraton Kasepuhan sendiri.

\"Di museum ini juga ada satu ruang khusus untuk peninggalan pusaka-pusaka di era Sunan Gunung Djati, dimana ruangan tersebut hanya dibuka seminggu, setiap hari Jumat saja. Terakhir saya pesankan bahwa kita ada karena leluhur kita ada, maka rawatlah peninggalan pusakanya dan tauladani gemilang sejarahnya,\" pesan Sultan Arief. (sep)

Sumber: