Setahun, Burung dari China Migrasi Dua Kali

Setahun, Burung dari China Migrasi Dua Kali

MAJALENGKA - Masyarakat Majalengka bisa menyaksikan burung-burung langka asal negara Jepang maupun China di titik-titik tertentu. Seperti pendakian Apuy-Argalingga, Batuluhur Bantaragung Sindangwangi, Sangiang Banjaran dan Sadarehe Rajagaluh.
\"migrasi
Bukit Argapura Majalengka. Foto: Herik/Rakyat Cirebon
Peristiwa ini terbilang langka dan hanya terjadi dua kali dalam setahun. Namun, meskipun hanya terjadi dua kali dalam setahun peristiwa ini bisa dikatakan rutin. Karena jenis burung langka ini punya agenda alam menurut nalurinya yakni migrasi burung. Hal itu bisa terjadi antara September-November, dan migrasi balik pada Maret-Mei.

Menurut salah seorang aktivis lingkungan, Mona Indan membenarkan, ia bersama teman-temannya pernah beberapa kali menyaksikan sekelompok burung langka. Kelompok burung itu terlihat seperti elang namun dengan corak warna yang berbeda.

\"Sebagai gunung tertinggi Jawa Barat yang sering didaki para pecinta alam, kawasan hutan TNGC khususnya yang masuk area Majalengka, saya dan teman-teman sering menemukan hewan langka,\" ujar Mona, Jumat (2/6).

Menurutnya, wisata alam Majalengka dilihat dari sisi dan faktor manapun sudah cukup berpotensi untuk dikembangkan. Termasuk agenda melihat rombongan hewan langka yang terjadi di bulan-bulan tertentu.

\"Kami mendaki pada pertengahan September lalu, memang terlihat burung-burung langka yang bagus. Itu sebetulnya potensi wisata Majalengka yang harus dikembangkan,\" ujarnya.

Menanggapi hal tersebut Humas TNGC, Agus Yudantara membenarkan, dalam setahun ada transit hewan-hewan langka. Seperti lima jenis burung (Raptor, red) yang melakukan migrasi ke Indonesia. 

Tepatnya di Kawasan TNGC. Hewan-hewan itu diantaranya Sikep Madu Asia (Pernis Ptylorhinchus), Elang Alap Cina (Accipiter Soloensis), Elang Alap Nipon (Accipiter Gularis), Baza Hitam (Aviceda Leuphotes), Elang Kelabu (Butastus Indicus).

“Gunung Ciremai ini merupakan tempat hinggap sementara (transit), begitupun sebaliknya. Biasanya mereka terbang dari arah China, Jepang menuju Australia,” ungkapnya. (hrd)

Sumber: