Ngomel-ngomel, Tuhan Balas Seketika Itu Juga

Ngomel-ngomel, Tuhan  Balas Seketika Itu Juga

INI sebuah pelajaran berharga khususnya bagi saya untuk bisa bersabar dan menjaga lisan saat terutama di tanah suci Madinah yang diberkahi Allah dan kota yang dicintai Nabi Ibrahim AS dan Muhammad SAW.
\"umrah
Kunjungi masjid Quba. Foto: Pai/Rakyat Cirebon
Setiap ucapan kita yang mungkin menyinggung orang lain,  bisa aja langsung bisa dibalas. Ini yang menimpa saya dan teman sekamar yakni Apri Nur Wahyudi asal Jakarta yang sempat ditinggalkan rombongan saat berada di Masjid Quba. 

Ceritan  berawal saat saya satu kamar dengan Apri, Piping asal Bandung, dan Pak Kasum asal Talaga. Dalam aktivitas sehari-hari memang kemana mana selalu bertiga kecuali Pak Kasum yang memilih sendiri.

Suatu hari Direkrtut Salam Tour, Ustad Dede Muharam  mengumumkan jika agenda selanjutnya adalah berziarah ke Masjid Quba dan ke kebun kurma. Serta sejumlah tempat bersejarah lain, termasuk  Jabal Rahman, Uhud dan beberapa tempat lain. Dalam kegiatan itu disepakati semua jamaah berkumpul di lobi hotel jam 7 pagi. 

Seperti biasa saya bertiga langsung ke lobi hotel dan bergegas naik bus. Sayangnya jadwal pemberangkatan harus tertunda hingga 30 menitan lebih akibat ada 4 peserta yang terlambat.

Dengan sepontan rekan saya Apri nyeletuk dan mengatakan jika terlambat seperti itu bisa menggangu yang lain.  

\"Besok-besok Nggak bisa kayak gini nih, harus on time,\" keluhnya saya pun menimpali dan meminta pembimbing mengumpulkan kembali para jamaah agar bisa tepat waktu, dan saat itu Usatd Dede mengaku sudah merencanakanya. \"Kita sudah skedulkan untuk rapat bada Isya, sekaligus pemantapan umrah,\" terangnya.

Saat sampai Masjid Quba saya bertiga langsung salat mengisi shaf depan. Setelah dirasa cukup, saya berdua keluar sambil foto-foto dan menunggu rombongan yang terlihat masih salat.

Selesai foto-foto,  saya dan Apri menunggu yang lain di sekitar parkiran mobil sesuai yang sudah disepakati sebelumnya. Namun hampir 15 menit menunggu ternyata tidak ada jemaah lain yang muncul. Kemudian saya meminta Apri menanyakan posisi Piping untuk diajak berteduh di bawah pohon kurma.

Namun saya dan Apri tiba tiba kaget melihat jawaban SMS piping yang isinya \"Ya nanti busnya putar balik\". 

Sontak saya berteriak jika sudah ditinggalkan rombongan cukup jauh dan yang mengherankan baik teman sekamar maupun pembingbing tidak ada yang tahu kalau kami berdua ditinggalkan.

Ini tentunya bisa jadi peringatan bagi semuanya untuk bisa menjaga lisan dan harus bisa menahan sabar.(pai) 

Sumber: