Terbukanya Pintu Rahmat Allah

Terbukanya Pintu Rahmat Allah

TIDAK terasa kita sudah sampai pada Ramadan ke tujuh. Dan sekian hari pula kita sudah berhasil melewati ujian dari Allah SWT. Meski cukup berat, namun ibadah puasa ternyata memiliki kenikmatan tersendiri, mengingat di bulan suci Ramadan selain penuh berkah semua pahala dilipat gandakan.
\"ramadan
Bupati Majalengka Sutrisno (kiri) bersama Wabup Karna Sobahi. dok. Rakyat Cirebon
Sepuluh hari pertama Ramadan merupakan awal melelahkan. Tentunya, kita berusaha beradaptasi dengan penuh kesabaran maksimal untuk melaksanakan shaum. 

Serta mengerjakan amalan-amalan yang dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Taala. Para ulama memaknai sepuluh hari pertama Ramadan sebagai Rahmat. Yaitu, terbukanya pintu Rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang diberikan kepada hamba-hamba pilihan-Nya yang menunaikan shaum.

Di sepuluh hari pertama terdapat sebuah keistimewaan. Karena, pada fase itu merupakan fase dimana diturunkannya Rahmat kepada hamba-hamba yang telah ikhlas dalam menjalankan. Serta menunaikan kewajibanya berpuasa di bulan yang suci ini dengan penuh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Bahkan, salah satu bentuk rahmat dan kasih sayang Allah SWT yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang berpuasa dengan Iman dan taqwa. Yaitu, disediakan salah satu pintu masuk ke dalam surga yang tidak dilalui oleh siapapun kecuali para ahli berpuasa.

Selain itu, pahala di Ramadan terus dilipat gandakan. Bahkan barang siapa dari kaum Muslimin yang dengan iklas berbagi antar sesama muslim lainya yang tengah melaksanakan ibadah puasa, dengan cara memberikan sebiji kurma. 

Atau seteguk susu untuk berbuka, maka selain mendapatkan pahala sedekah, ia juga akan mendapatkan pahala berpuasa dari orang yang diberinya makanan berbuka. Tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu sendiri.

Bahkan, dalam sebuah riwayat, disebutkan jika ada seseorang muslim yang dengan ikhlas memberikan takjil bagi orang yang tengah berpuasa, maka Allah akan memberikan minuman dari surga.

Siapa saja yang memberi buka kepada orang yang shaum/puasa dengan seteguk susu, sebiji kurma, atau seteguk air, dan siapa yang mengenyangkan orang shaum maka ALLAH akan memberi minum dari telaga dengan satu tegukan, yang menyebabkan tidak haus sampai masuk surga. 

Inilah bulan, yang awalnya adalah Rahmah, Pertengahannya Maghfirah, dan akhirnya ‘Itqun Minan nar (pembebasan dari api neraka).

Dengan demikian, maka banyak sekali keutamaan dan keistimewaan di bulan Ramadan yang hendaknya bisa dimanfaatkan oleh kaum muslimin di kabupaten Majalengka, sebagai ladang beramal atau berlomba-lomba dalam kebajikan. 

Selain itu, tentunya dengan keutamaan yang ada, maka diharapkan pada Ramadan ini akan mampu memotivasi semangat masyarakat Majalengka untuk saling bersalaman dan saling berbagi. Sehingga, harapan terbangunya masyarakat Sindangkasih Sugih Mukti Majalengka Bagja Raharja, baldatun toyibatun warobun ghofur. Yakni, tatanan masyarakat yang madani bisa diwujudkan.

Momentum Ramadan juga sangat penting bagi Pemkab Majalengka dalam menguatkan nilai-nilai sosial dan religius di masyarakat, sebagai salah satu pondasi dalam menghadapi percepatan dan pertumbuhan ekonomi serta pembangunan dampak BIJB. 

Sehingga, kedepanya Kabupaten Majalengka tetap menjadi kabupaten Metropolis yang maju. Tapi, masyarakatnya tetap religius dan memiliki jiwa sosial gotong royong yang tetap terjaga. (sutrisno-karna)

Sumber: