Rabu 31-05-2017,04:00 WIB
MENGAWALI tulisan ini, sedikit saya ingin bertanya tentang tempat manakah di dunia yang sangat dirindukan dan ingin dikunjungi oleh kaum Muslimin? Hampir pasti jawabannya; dua kota suci, Makah dan Madinah.
|
Jamaah umrah Salam Tour. Foto: Ist./Rakyat Cirebon |
Dua kota suci yang berada di Arab Saudi, Mekkah dan Madinah merupakan kota yang disucikan. Terdapat Masjid Nabawi Almunawarah di Madinah, dan Masjidil Haram di kota Mekkah. Disebut tanah haram hanya karena orang-orang muslim yang bisa masuk ke dalam dua kota tersebut.
Awal Ramadan ini, saya berkesempatan mendampingi jemaah dari Salam Tour melaksanakan ibadah umrah. Sebuah perjalanan yang akan singgah dan beribadah di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, serta masjid-masjid bersejarah bagi dunia Islam yang berada di jazirah tanah Arab.
Karena itu butuh persiapan fisik, mental dan tentu juga finansial. Apalagi, suasana umrah di bulan Ramadan hampir sama dengan suasana ibadah haji. Padat, dan masjid suci akan penuh umat Islam yang datang dari seluruh dunia untuk beribadah.
Di balik persiapan itu tentu ada pahala yang besar. \"Jika datang bulan Ramadan lakukanlah umrah, karena berumrah di bulan Ramadan senilai haji bersamaku”. (HR Bukhori dan Muslim). Atau dengan kata lain barang siapa yang berumrah di bulan Ramadan, maka pahalanya sama dengan berhaji dengan Rasulullah SAW.
Tidak heran, menurut seorang pembimbing umrah dari Salam Tour, Ustad Muslim, jumlah peserta umrah di bulan Ramadaan peminatnya cukup tinggi dibandingkan di bulan lain. Hanya saja perlu diwaspadai bagi para calon jamaah untuk mempersiapkan fisik dan mental serta kesabaran, mengingat cuaca di Arab Saudi saat ini sudah mencapai di atas 42 drajat celcius.
Umrah di bulan Ramadan memang menjadi pilihan ketika antrean untuk berhaji terlalu panjang dan lama. Bahkan menurut petugas di Urusan Haji Kemenag Majalengka, Drs H Endang Hamdan Msi menyebutkan jika daftar tunggu calon jemaah haji di tahun 2017 ini jumlahnya sudah mencapai 14 ribu jemaah.
Artinya mereka harus rela mengantre hingga 14 tahun sesuai quota yang diterima Kabupaten Majalengka.
Alhamdulilah, di bulan suci Ramadan 2017 ini saya diberikan kesempatan untuk bisa umrah bersama rombongan Salam Tour Cirebon. Meski awalnya kaget dan tidak percaya saat sebulan sebelumnya mendapatkan telepon dari kantor Rakyat Cirebon untuk berangkat umrah di awal Ramadan.
Disuruh berpikir tiga menit untuk memberikan jawaban siap atau tidak. “Bismillah, iya pak, saya siap!,” kata saya menjawab telepon dari kantor setelah berkonsultasi dengan keluarga.
Alhamdulilah Allah memberikan kemudahan kepada saya. Dari mulai proses pembuatan paspor,visa hingga hal lain termasuk saat pembagian kamar hotel.
Tak disangka, saya disatukan dengan peserta lain dari Jakarta, yang ternyata adalah tetangga kecamatan di Majalengka, yang juga mendapat tugas dari kantornya, salah satu perusahaan telekomunikasi.
Semangat saya semakin tinggi. Apalagi melihat antusias keluarga dan teman serta tetangga yang ikut mengantar.
Awal ujian kesabaran sudah mulai terasa dari mulai charger HP ketinggalan hingga keterlambatan pelepasan pemberangkatan jemaah. Penyebabnya ada dua jamaah yang terlambat.
Tiba di Bandara Soekarno Hatta sekitar pukul 02.30, harus bersabar menunggu proses boarding pass, pemeriksaan dan proses pemberangkatan baru pada pukul 11 siang.
Jika hitung-hitungan jam Indonesia dengan jarak tempuh Jakarta-Madinah sekitar 9 jam, maka itu diperkirakan akan tiba di Madinah pukul 20 malam sudah lewat waktu berbuka puasa.
Menurut Dirut Salam Tour H Dede Muharam Lc ada pebedaan jam antara Jakarta dan Madinah, dimana waktu Indonsesia 4 jam lebih cepat dibandingkan waktu Arab Saudi. Jika di Arab pukul 6 pagi. Maka di Indonesia sekitar pukul 10 siang. Hal ini justru menjadi pengalaman yang bagi kami. (pai)