Banyak Hydrant yang Tak Efektif

Banyak Hydrant  yang Tak Efektif

PEKALIPAN – Memasuki musim kemarau, potensi kebakaran bisa saja meningkat. Makanya Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cirebon getol melakukan sosialisasi antisipasi dan penanganan pertama kebakaran. 
\"petugas
Walikota salami petugas Damkar. Foto: Fajri/Rakyat Cirebon
Namun sayang, hydrant atau saluran air yang biasa digunakan petugas damkar, banyak yang tak berfungsi.

Hal itu seperti dikatakan Kepala Dinas Damkar, Drs Adam Nurudin MM, di sela-sela Pendidikan dan Pelatihan Penyelamatan Pencegahan Kebakaran, di salah satu hotel di kawasan Drajat, Selasa (23/5). 

Selain banyak yang berfungsi, proses pengisian tangki mobil damkar juga terbilang lama bila dari hydrant. 

“Hydrant itu banyak yang tidak efektif. Makanya kita memasang penampungan air, baik di kantor kita sendiri maupun di setiap kantor kecamatan. Airnya berasal dari air tanah,” ungkap Adam.

Ia menambahkan, untuk bisa mengisi air satu unit mobil damkar dari hydrant bisa menghabiskan waktu minimal 30 menit. Tapi dengan menggunakan tangki penampungan air, waktu isi semakin singkat.

“Kalau hydrant kan air dari PDAM, volumenya kecil karena harus berbagi dengan pelanggan PDAM dan hydrant sendiri penanggungjawabnya adalah PDAM. Dan yang paling besar volume airnya itu cuma hydrant di Jalan Pemuda dekat perempatan Cipto,” ujarnya.

Adam mengakui, potensi kebakaran di musim kemarau relatif lebih tinggi. Namun demikian, pihaknya berupaya untuk mengantisipasi dan mencegah. Salahsatunya dengan gencar melakukan sosialisasi antisipasi dan penanganan kebakaran ke masyarakat.

“Dan sebetulnya kasus kebakaran relatif menurun. Selama tahun 2017 ini baru ada 8 kejadian kebakaran, tahun 2016 ada 22 kejadian dan tahun 2015 ada 88 kejadian. Kita harapkan di tahun ini semakin sedikit,” katanya.

Sementara itu, Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH mengatakan, yang harus dimiliki dalam diri seorang petugas damkar adalah jiwa rela berkorban dan semangat heroisme, serta memiliki keterampilan secara profesional. 

“Pemadam kebakaran adalah tugas mulia, karena menyangkut dengan nyawa. Pertaruhannya juga nyawa,” kata Azis.

Untuk itu, Azis mengingatkan kepada semua petugas damkar yang mengikuti pelatihan tersebut, untuk tidak menjadikan petugas damkar sebagai profesi sampingan. 

Mengingat peran petugas damkar sangat penting dalam mengatasi peristiwa kebakaran, yang tak sembarang orang mampu melakukannya.

“Begitu pentingnya peran petugas pemadam kebakaran. Maka tidak bisa lagi petugas pemadam kebakaran dijadikan kerjaan sampingan. Ini membahayakan nyawa dirinya sendiri dan orang lain,” katanya. (jri)

Sumber: