Jelang Puasa, Warga Tolak Keberadaan Kafe

Jelang Puasa, Warga  Tolak Keberadaan Kafe

KUNINGAN – Aliansi warga dari perumahan Perum Korpri Cigintung dan Perum Jananuraga menyambut bulan suci ramadan dengan melakukan penyisiran terhadap tempat yang dianggap meresahkan pada Sabtu (20/05).
\"warga
Warga pasang spanduk penolakan kafe. Foto: Gilang/Rakyat Cirebon
Sasaran warga, selain menindak tempat hiburan yang berada di Jalan Baru Soekarno–Hatta juga, menyisir toko yang berada di Perum Cigintung disinyalir menjual belikan minuman beralkohol jenis tuak. 

Selain itu, warga juga mendatangi rumah kontrakan atau kostan yang diduga meresahkan lingkungan.
Untuk tindakan warga pada saat itu, berfokus pada satu kafe yang berada bersebrangan dengan lingkungan warga. 

Tindakan warga tersebut bukan tanpa Dasar setelah sebelumnya melayangkan surat peringatan terhadap tempat hiburan tersebut, karena keberadaannya dirasakan oleh warga sangat menganggu aktivitas istirahat warga. 

Selain mendatangi tempat hiburan, warga juga memasang spanduk penolakan yang ditempatkan di depan pintu masuk Perum Cigintung tepatnya blok A dan di depan mesjid blok B yang terletak bersebrangan dengan cafe. 

Dari pantauan lapangan, warga yang hadir bukan saja didominasi oleh orang dewasa, tampak juga anak-anak hadir pada saat itu. 

Pihak keamanaan dari Polisi Pamong Praja dan Kepolisan Kuningan juga tampak bersiaga pada saat aksi warga tersebut.

Keberadaan warga tersebut sontak membuat penghuni kafe baik pegawai maupun tamu pada saat itu memutuskan membubarkan diri. Hal tersebut untuk menjaga hal yang tidak diinginkan.

Ketua Forum Komunikasi Warga Imat Masradi menuturkan, aksi ini sengaja dilakukan sebab sebelumnya sudah dilayangkan tanda tangan dari seluruh warga untuk penolakan keberadaan kafe tersebut. 

Selain itu, kebisingan dari suara musik yang keluar dari kafe sangat mengganggu aktifitas warga dan menganggap lokasi tersebut salah penempatan.

“Jika sekedar rumah atau pun rumah makan seperti yang tertera pada ijin awal kami pun tidak menyahlakan, ini kan sudah keluar dari batas makanya kami bertindak,” ujarnya.

Dia juga menambahkan, aksi tersebut bertepatan dengan datangnya bulan suci ramadhan. Keninginan warga sudah jelas ungkapnya, selain karena aktivitas yang menganggu, tindakan penyisiran terhadap lingkungan tersebut dilakukan demi merubah potret buruk terhadap perumahan Korpri.

“Kami ingin merubah potret buruk terhadap lingkungan kami yang dikatakan orang luar sebagai lingkungan yang meresahkan. Makanya tidak hanya melakukan penindakan terhadap kafe, tapi juga terhadap pertokoan yang disinyalir menjual miras jenis tuak dan kost-kostan,” ucapnya.

Ditempat yang sama, Ketua RW setempat Bambang Wahyudi menyampaikan juga keluh kesah warga. Menurutnya, bahwa pihaknya selaku perwakilan warga siap menerima masukan dari masyarakat dan tokoh pemuda. 

“Saya akan ikuti apa yang menjadi tuntutan masyarakat, tapi harus sesuai prosedur dan aturan yang berlaku,” tuturnya.

Dia juga menambahkan, apabil aksi warga tersebut tidak direspon oleh pengelola, warga akan melakukan aksi susulan. Akan tetapi tidak akan berbau anarkis, warga akan diarahkan untuk melakukan pengajian di depan pintu kafe tersebut.

“Bila tidak digubris terpaksa kami bertindak lagi, tapi bukan dengan cara anarkis melebih kepada cara halus seperti mengadakan pengajian didepan kafe tersebut,” pungkasnya. (gio)

Sumber: