Milad Yayasan ke-23, Husnul Khotimah Gelar Tabligh Akbar

Milad Yayasan ke-23, Husnul Khotimah Gelar Tabligh Akbar

KUNINGAN - Memeriahkan Milad atau ulang tahun ke-23 Yayasan Husnul Khotimah, Ponpes Husnul Khotimah Kuningan menyelenggarakan Dzikir dan Tabligh Akbar. Acara dilaksanakan di sekitaran Masjid Al-Husna I, kemarin (12/5). 
\"yayasan
Milad yayasan Husnul Khotimah. Foto: Mumuh/Rakyat Cirebon
Acara tersebut dihadiri para santri Husnul Khotimah Maniskidul dan Pancalang, civitas akademika, dan masyarakat sekitar dengan penceramah KH Nonop Hanafi, da’i dari Ciamis yang memprakarsai Long March santri Ciamis pada aksi bela Islam 212 2 Desember tahun lalu.

Sejak pukul 06.00 pagi waktu setempat, para jamaah sudah mulai berdatangan ke lokasi. Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh santri dan dzikir bersama yang dipimpin oleh KH Mohammad Sabiqin Lc selaku Mudir Pondok Pesantren Husnul Khotimah Maniskidul. 

Momen ini juga disiarkan secara langsung menggunakan fasilitas Facebook Live dan Youtube Live. Diselenggarakan oleh Divisi Humas dan Dakwah, dalam acara ini juga diadakan santunan kepada anak yatim yang terdiri dari santri dan masyarakat di desa penyangga. 

Hal ini dilakukan sebagai wujud bakti Yayasan Husnul Khotimah kepada masyarakat. Sebanyak 105 anak yatim dari desa Maniskidul, Sembawa, Sadamantra, dan Manislor, serta 46 santri yatim mendapatkan santunan sebagai salah satu rangkaian acara Milad HK (Husnul Khotimah) ke-23. 

Secara simbolik, santunan diberikan Hj Nining Rimawati, istri almarhum H Sahal Suhana (pendiri HK,red).

Sementara itu, dalam acara inti tabligh akbar, KH Nonop menyatakan kebanggaannya untuk bisa hadir di Ponpes Husnul Khotimah. 

Ia juga dalam ceramahnya mengatakan bahwa santri harus memiliki blueprint agar masa depannya menjadi sempurna. 

Blueprint ini nantinya akan menghasilkan 4 produk santri, yakni ilmuwan, professional, ulama, dan aghniya (pengusaha,red). Keempatnya, kata Nonop, bisa menjadi ladang untuk menjadikan Islam disegani oleh dunia.

“Dalam mencapai 4 hal itu memerlukan keimanan yang kuat. Untuk mencapai keimanan tersebut, buah yang pertama adalah Semangka, yaitu semangat karena Allah. Berikutnya adalah Sirsak, yaitu silaturahmi sambungkan yang retak, kemudian adalah Apel, yaitu ayo pelajari Al-Quran. Ketika dekat dengan Al-Quran berarti hati kita sedang bersih dan ketika jauh dari Al-Quran hati kita kotor. Terakhir adalah Stroberi, yaitu selalu terobsesi untuk memberi,” jelas diiringi senyuman dari hadirin. (muh)

Sumber: