Petani Tebu dan Buruh Siap Turun ke Jalan

Petani Tebu dan Buruh Siap Turun ke Jalan

Mereka Menolak Rencana Ditutupnya PG Sindanglaut

LEMAHABANG – Wacana penutupan Pabrik Gula (PG) Sindanglaut terus ditentang petani dan karyawannya. Bahkan mereka akan menggelar aksi protes dengan estimasi seribu massa dari karyawan dan petani tebu wilayah kerja PG Sindanglaut. Hal itu diungkapkan oleh Perwakilan petani tebu wilayah kerja PG Sindanglaut, Mae Azar.
\"petani
Petani tebu tunjukan surat izin demo. Foto: Kim/Rakyat Cirebon
Dia mengungkapkan, dirinya bersama ratusan petani yang bergabung dengan ratusan karyawan PG Sindanglaut, akan menggelar aksi ke Direksi PT Rajawali II. Dia menegaskan sudah melakukan koordinasi dengan Dirut Rajawali II. “Dirut tadi pagi (kemarin,re) ngomong, giling tebu tahun ini tetap dilakukan, akan tetapi pada tahun berikutnya, kata dia ada evaluasi,” kata dia.

Pihaknya mengaku akan terus ngotot agar PG Sindanglaut tidak ditutup. “Kami tetap ingin giling. Kalau ditutup, berarti pihak Rajawali dalam hal ini, bertentangan dengan kebijakan presiden untuk perluasan lahan,” kata dia.

Di wilayah kerja PG Sindanglaut, ada 1000 petani dan memiliki luas lahan tebu 2500 hektare. Dan karyawan PG Sindanglaut ada sekitar 900. 

“Dan dengan adanya rencana penutupan PG, jelas sangat berdampak bagi kami dan karyawan pabrik. Efek buruknya, bagi petani banyak yang menganggur karena tidak bisa menanam tebu lagi. Soalnya kalau petani tidak menanam tebu, ada tanah milik petani yang juga tidak bisa ditanamin padi,” kata dia.

Sementara itu, perwakilan karyawan PG Sindanglaut, Daud menambahkan, dirinya dan rekan lainnya mengaku sangat keberatan dengan adanya rencana penutupan PG Sindnaglaut. “Kalau ditutup, kita mau dikemanakan. Dan nasib kami bagaimana nanti. Menurut saya, pihak Rajawali juga egois dalam hal ini. Karena wacana penutupan pabrik juga, tidak jelas dan tidak memiliki surat resmi penutupan dari menteri dan lainnya,” kata dia.

Meskipun pihak Rajawali menegaskan tahun ini masih bisa giling, akan tetapi, dirinya berasumsi bahwa hal itu, untuk meredam emosi karyawan dan para petani tebu. “Mungkin ini cuma peredam emosi kami saja. Seperti di PG Karangsembung, yang awalnya diiming-imingi akan kembali giling,” kata dia.

Padahal, kata dia, soal kerugian, memang diakui yang memiliki data adalah pihak pabrik. Akan tetapi, dirinya yakin, bahwa PG Sindanglaut lebih menguntungkan dibanding pabrik lain. “Karena tahun kemarin rendemen juga, Pabrik Gula Sindanglaut terbesar kelima se-indonesia. Jadi, ini kemungkinan ada permainan di atasnya,” kata dia.

Sebelumnya, adanya akan gulung tikar dan tidak akan beroperasi lagi seluruh karyawan PG Sindanglaut bersama petani tebu menggelar aksi protes di PG Sindnaglaut. Mereka tak terima dengan adanya rencana penutupan PG Sindanglaut. Karyawan menyegel paksa PG Sindanglaut dan akan terus melakukan aksi protes. (kim)

Sumber: