Hak Keluarga TKI Selama Sepuluh Tahun Tidak Jelas

Hak Keluarga TKI Selama Sepuluh Tahun Tidak Jelas

KEDOKANBUNDER - Setelah bertahun-tahun tak ada kabar, seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Kedokan Agung, Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu ternyata sudah meninggal sejak tahun 2008. Kabar duka yang baru diterima hampir 10 tahun itu kontan mengundang tanya pihak keluarganya.
\"keluarga
Keluarga tunjukan foto Kunah. Foto: Tardi/Rakyat Cirebon
TKI malang itu adalah Kunah binti Tarip Samidah, usianya 35 tahun saat berangkat pada 2008 melalui ‎perusahaan jasa TKI PT Alwiya Indah yang berkantor di Jalan Pengen Nomor 38, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur. Penyebab kematiannya diduga gantung diri lantaran tak kuat sering disiksa majikannya.

Salah satu kerabat korban, Yatin (40) menuturkan, kabar kematian Kunah diterima pihak keluarga pada 26 Januari 2017. Kepastian itu tertuang dalam surat yang dikirimkan oleh KBRI di Kuwait melalui Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu. 

Mirisnya, keterlambatan penyampaian informasi itu berdalih karena kesulitan identifikasi, dan kasusnya sudah ditutup pada 2009 lalu. \"Berangkat tahun 2008, katanya meninggal ditahun yang sama setelah 6 bulan bekerja. Belum pernah ada komunikasi dari waktu berangkat. Waktu tahun 2009 juga nyari informasi ke sana ke sini tidak ada titik terang,\" kata dia, Jumat (31/3).

Pada Januari lalu itu, seseorang yang mengaku dari Kementerian Luar Negeri dan perwakilan Disnaker Indramayu datang membawa kabar. Kunah disebutkan sudah meninggal karena bunuh diri tanpa menyertakan dokumen-dokumen pendukung yang resmi. 

Bersamaan dengan itu, dua ahli warisnya ditawari ziarah ke makam Kunah di Kuwait, tapi sampai sekarang belum terealisasi. \"Hak-haknya juga tidak tahu bagaimana. Gaji, asuransi, lain-lain belum ada kejelasan,\" ungkapnya.

Di tengah kepasrahan itu, pihak keluarga berharap kepada pemerintah atau langsung Presiden Joko Widodo dapat membantu menyelesaikan persoalannya. ‎\"Tidak tahu harus kemana. Mudah-mudahan pemerintah turun tangan,\" ujarnya.

Sementara Kuwu Desa Kedokan Agung, ‎Jumhana Budi Raharjo SSos membenarkan bahwa Kunah adalah salah satu warganya yang berangkat ke luar negeri sebagai buruh migran. Ia pun meminta pemerintah tidak tinggal diam dalam menyikapi masalah yang terbilang misterius tersebut. (tar)

Sumber: