Rekrutmen Tenaga Kerja Richeese Diduga Pakai Uang Pelicin

Rekrutmen Tenaga Kerja Richeese Diduga Pakai Uang Pelicin

MAJALENGKA – Sejumlah masyarakat di Kecamatan Sumberjaya  terus menanggapi terkait Polemik yang terjadi di perusahaan PT Kaldu Sari Nabati Indonesia (Richeese Nabati) di Desa Banjaran Kecamatan Sumberjaya yang terus mencuat. 
\"warga
Warga audiensi dengan perwakilan Richeese. Foto: Hasan/Rakyat Cirebon
Atas kejadian tersebut, membuat sejumlah kalangan melakukan audiensi yang bertempat di Desa Rancaputat Kecamatan Sumberjaya. Turut hadir dalam audiensi tersebut Sejumlah forum diantaranya Forum Komunikasi Kuwu Sumbernya (FK2S), forum kaur umum, Paguyuban Putra Sumberjaya, dan lembaga Karang Taruna Kecamatan Sumberjaya, Rabu (22/3).

Ketua Forum Kuwu Sumberjaya, Dudung Abdullah Yasin mengatakan, penerimaan rekrutmen tenaga kerja di perusahaan makanan ringan tersebut harus lebih transparan jangan sampai terdapat kejanggalan dalam penerimaan tenaga kerja. 

\"Sebenarnya sejak beberapa bulan yang lalu juga kondisi ini sudah mulai mencuat. Namun, sejumlah kepala desa menahan diri meski banyak keluhan dari masyarakat kami sendiri ikut rekrutmen tenaga kerja memakai uang pelicin,\" tegasnya. 

Sementara itu, perwakilan perusahaan PT Kaldu Sari Nabati, Indra Setiawan menegaskan, sebenarnya bukan ranahnya dirinya berbicara terkait polemik tersebut. Namun, ia sedikit mengetahui mekanisme produksi Nabati. Misalnya tentang tinggi badan karyawan. 

Alasannya, kata dia, karena mesin produksi sendiri dari Jerman dengan kapasitas luar biasa. Takutnya ada insiden, karena karyawan loncat dan menekan tombol sesuatu. Alasan lain seperti lulusan. Sudah ada fasilitas paket C.

\"Mengenai masalah perekrutan tenaga kerja yang ujung-ujungnya uang. Ini sudah diwaspadai jangan sampai ada timbul kecemburuan sosial. Ini yang dikhawatirkan. Sehingga kami berkoordinasi dengan pak Kuwu Banjaran,\" tuturnya.  

Pihaknya berupaya bermitra dengan Pemdes. Ada tahapan tes interview terkait penerimaan rekrutmen tenaga kerja. Dulu memang ada lamaran bukti dari cap dari sejumlah lembaga. Namun, sudah diminimalisir. 

\"Soal kebijakan kembali lagi ke pabrik tentang perjanjian awal seperti apa. Harusnya dari pabrik langsung dan jarang ditempat. Setahu saya 160 cm untuk laki-laki. Perempuan 155 cm,\" tandasnya.(hsn)

Sumber: