Rabu 22-03-2017,06:00 WIB
MAJALENGKA – Prakirawan BMKG Kelas III Jatiwangi, Ahmad Faa Iziyin mengatakan, untuk suhu udara di Majalengka bisa mencapai 32-36°C pada saat \'Fenomena Equinox terjadi Maret ini. Disebutkan, fenomena itu terjadi saat paparan sinar matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa pada Selasa, (21/3).
|
Langit jingga di Majalengka. Foto: Pai/Rakyat Cirebon |
Ia menjelaskan, Equinox merupakan salah satu fenomena astronomi, dimana matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada 21 Maret dan 23 September. Namun, menurutnya keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, karena rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36°C.
“Fenomena ini hanya terjadi dua kali dalam setahun. Maraknya informasi di media sosial kadang membuat cemas dan bingung kita sebagai penerima pesan. Apalagi kecenderungan, masyarakat kita saat ini, begitu dapat langsung share di grup, tanpa mencari kebenaran informasinya yang sebenarnya,” ujar Ahmad ketika dikonfirmasi, Selasa (21/3).
Pihaknya mengimbau, masyarakat Majalengka tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari fenomena tersebut sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang tersebut. Menurutnya fenomena ini bukan merupakan fenomena seperti heatwave terjadi di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama.
“Kita tidak perlu panic. Karena ini merupakan fenomena biasa. Jadi, kalau ada isu yang mengatakan bahwa suhu di Majalengka akan sangat panas, itu tidak benar,” tandasnya. BMKG juga memperingatkan terkait cuaca ekstrim akan terus terjadi memasuki peralihan musim ini akan potensi bencana yang terjadi pada musim pancaroba, seperti tanah longsor, angin kencang dan gempabumi yang masih berpotensi terjadi.
Terpisah, salah seorang warga Majalengka, Yan yan Agung Taryana (25) mengaku, sempat mendapat pesan dari temannya bahwa suhu di Majalengka akan mencapai 40 derajat celsius. Dia sempat percaya isu tersebut.
Sebab memang selama dua hari terahir cuaca di Majalengka sangat panas. “Awalnya pesan tersebut beredar Saya kurang tahu. Namun ini sempat ramai juga diperbincangkan, apalagi belakangan ini suhu memang sangat panas,” ujarnya.
Sementara itu, warga di Kecamatan Sindangwangi dikejutkan dengan fenomena alam, berupa pancaran langit berwarna jingga yang terlihat jelas berada di sekitar gunug Ceremai. Fenomena tersebut sebenarnya bukan hal aneh, terutama saat pagi dan sore hari.
Namun, fenomena kali ini, justru karena langit yang berwarna jingga itu bukan berada di timur atau barat, melainkan berada di selatan yang bukan arah terbitnya atau tenggelamnya matahari.
Kontan saja hal itu menjadi perbincangan warga, bahkan sejumlah warga sempat mengabadikan moment langka itu dengan merekam melalui ponsel. Dan tidak sedikit warga melakukan selfie. Salah satunya, Geska dan Manda warga. Dua gadis asal Desa Lengkong Kulon Kecamatan Sindangwangi ini menuturkan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 17.20 WIB dan berlangsung cukup singkat hanya sekitar 5 menit saja.
“Pemandanganya unik dan indah sekali. Langitnya berwarna merah jingga yang anehnya ko di bagian selatan ya bukan di bagian timur atau barat,”ucapnya sambil merekam kejadian itu dengan ponselnya.
Pemandangan itu sendiri memang cukup menyita perhatian masyarakat. Pasalnya sudah hampir 6 bulan terakhir cuaca sore hari selalu diselimuti dengan mendung tebal. Sementara pada Senin sore kemarin menurut Azis warga lainya, kondisi langit begitu cerah. “Hanya sayang fenomena alam tersebut berlangsung sangat singkat sekali,” imbuhnya. (hsn/pai)