Antisipasi Longsor Susulan, Pemda Diminta Bangun Tembok Penahan Tebing

Antisipasi Longsor Susulan, Pemda Diminta Bangun Tembok Penahan Tebing

SELAJAMBE - Akses jalan dari Kecamatan Selajambe menuju Desa Padahurip kembali terbuka yang sebelumnya tertutup akibat longsor. Upaya tersebut dilakukan tim BPBD  Kabupaten Kuningan bersama aparat Selajambe
\"material
 Jalan Padahurip kembali normal. Foto: Gilang/Rakyat Cirebon
Longsor tersebut terjadi di delapan titik, yakni empat titik di jalan utama penghubung Cipasung-Subang dan empat titik penghubung Kecamatan Selajambe menuju Desa Padahurip maupun sebaliknya.

Sebuah kendaraan alat berat jenis beco yang didatangkan dari Kabupaten Banjar, Jawa Barat, membantu mempercepat upaya membersihkan material tanah longsor yang sempat menutup akses jalan tersebut.

Menurut pendamping desa di Kecamatan Selajambe, Sucilawati Ernawan saat ditemui, Senin (20/03) akses jalan dari Kecamatan Selajambe menuju Desa Padahurip yang sempat terisolasi akibat jalan yang tertutup longsor sudah dapat diakses kembali. Akses jalan terbuka setelah ada kendaraan alat berat berupa beco dan jalan bisa dilalui secara normal.

“Harapan kami sebagai masyarakat, ke depan ketika terjadi bencana segera tanggap secepat mungkin, khususnya untuk Desa Padahurip, sebab desa ini sering longsor dan kerap terisolasi. Meskipun ada jalur lain melalui Desa Jamberama, jalurnya tidak layak dilalui kendaraan,” ujar Sucilawati Ernawan.

Suci menyebutkan, selain tanggap menangani bencana tanah longsor, masyarakat juga mengharapkan adanya percepatan perbaikan jalan dan dibangunnya tembok penahan tebing sepanjang jalan yang rawan longsor.

“Kami menilai jika pemerintah segera tanggap dan membangun tembok penahan tebing di sepanjang jalur yang rawan longsor, sepertinya ke depan akses jalan satu-satunya menuju Desa Padahurip tidak akan terisolasi lagi,” kata Suci.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Agus Mauludin mengatakan, akses jalan menuju Desa Padahurip sempat terisolasi berhari–hari itu karena kondisi cuaca, kemudian jalur dari Kuningan untuk kendaraan alat berat sedang tidak memungkinkan akibat jalan utama ruas nasional terputus.

“Pada hari Senin (13/03) kemarin, kami sempat mengirimkan kendaraan alat berat ke sana, namun ada kendala. Akibatnya kendaraan tersebut tidak bisa digunakan untuk membersihkan material tanah longsor, jadi kami meminjam beco dari Banjar, Jabar,” ujar Agus Mauludin.

Agus menyebutkan, bencana longsor yang terjadi di wilayah Kecamatan Selajambe diakibatkan cuaca saat itu sedang diguyur hujan deras sedangkan kondisi tanahnya juga tidak terlalu baik.

“Dari BNPB memberitahu kami, bahwa pihaknya akan memasang alat deteksi curah hujan dan deteksi gempa. Hadi jika sudah terpasang alat ukur curah hujan, kami bisa mewaspadai secepat mungkin bagi daerah yang rawan banjir dan longsor,” pungkasnya. (gio)

Sumber: