Senin 13-03-2017,06:00 WIB
TINI, yang bekerja sebagai Pemandu Lagu (PL), malam menjelang dinihari itu lagi apes. Ia kena razia petugas gabungan di salah satu tempat hiburan di Kabupaten Majalengka, wilayah kota.
|
Ilustrasi pemandu lagu kena razia. image by jawapos.com |
Ada satu harapan bagi Tini untuk terbebas dari razia, setelah melihat kenalannya, Tono, petugas dari salah satu satuan yang malam itu ikut merazia. Tetapi sikap Tono malam itu ternyata tidak semesra saat ditemaninya bernyanyi. Huuh, celaka dua belas deh...
DALAM sebuah razia gabungan penyakit masyarakat atau pekat, sebanyak lima pemandu lagu alias PL di salah satu tempat karaoke di wilayah kota Majalengka diamankan untuk kemudian didata. Satu diantara mereka yang diamankan adalah Tini, yang rupanya mengenali salah satu aparat, Tono. Lantas Tini sedikit berteriak memanggil namanya, Tonooo...
Tono, si pemuda tegap dan berseragam tentu saja kaget. Sekaligus kaget melihat Tini memanggil namanya. Tono bukannya menyapa balik atau mendekati, malah menunduk seolah-olah tidak kenal perempuan yang memanggilnya. “Eh Tonoo…,” begitu Tini teriak memanggilnya lagi. Panggilan kedua Tini, membuat Tono malah bergeser sedikit demi sedikit dan pergi. Ada apa?
Situasi ini rupanya menimbulkan pertanyaan di benak para petugas gabungan lainnya. Sebagian tersenyum seolah faham. Beberapa wartawan yang ikut dalam razia tersebut lantas mendekati Tini. Mulailah, wartawan memancing Tini untuk bercerita.
Kepada wartawan, Tini mengaku mengenal Tono. Tujuannya memanggil Tono, harapannya bisa membantunya untuk tidak dibawa ke kantor petugas. Tini ingin memanfaatkan koneksinya.
\"Saya memanggil namanya karena memang saya kenal, mas. Maksudnya biar saya gak usah dibawa ke kantor segala, kan saya sering nyanyi bareng dengannya. Masa saya nggak dapat dispensasi sedikit aja,” katanya mulai agak kesal.
\"Ah mungkin mbaknya saja ngaku kenal sama dia?,” tanya wartawan lagi ngomporin.
\"Dia bilang begitu? Waduh awas saja kalau minta ditemani nyanyi/karaokean lagi. Saya tidak akan mau. Saya kenal dekat mas, saya dengan dia itu malah satu kampung. Cuma saya tau diri, kalau saya pulang kampung pura-pura gak kenal,\" kata Tini makin kesal.
Lantas ke-lima PL itu yang memang kedapatan tidak membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) digelandang ke sekretariat tim gabungan razia Pekat, malam itu juga. Khusus untuk Tini, dia masih meluapkan kekecewaannya pada Tono. Sementara Tono terus menjauh dari lima PL yang diamankan itu.
Kepada wartawan, Tono mengaku memang kenal dekat dengan PL itu, bahkan satu kampung dengan dirinya di salah satu desa di wilayah Kabupaten Majalengka. Hanya saja Tono mengaku demi menjaga marwah dirinya sebagai petugas dan tegasnya razia, ia memilih tidak kenal dan tidak mengakui. \"Saya nggak mau mengorbankan tugas, apalagi karir,\" ujar Tono. (erik)