Jumat 10-03-2017,16:00 WIB
MAJALENGKA – Kepala Dinas Sosial Kabupaten Majalengka, Drs H Rieswan Graha MMPd berjanji akan membantu untuk menyelesaikan seluruh hak keluarga Uci mendapatkan PKH, KIP, KIS serta raskin dan lainnya. Awalanya ia mendapatkan informasi di wilayah Kadipaten ada keluarga yang tidak mampu, dan kondisi keluarga tersebut sangat memprihatinkan. Dimana orang tuanya sakit sedangkan anak-anaknya terancam putus sekolah.
|
Dinsos datangi kediaman rumah Uci. Foto: Hasan/Rakyat Cirebon |
“Kami langsung ke rumahnya, dan memang kondisinya tidak layak. Kami akan bantu Pak Uci untuk mendapatkan hak-haknya. Tadi sudah berkoordinasi dengan pihak Pemdes Kadipaten memang ada sedikit kekeliruan untuk mendapatkan KIS. Karena data di KK dengan di kartu tersebut berbeda. Tapi semuanya akan diurus,” ujarnya ketika mengunjungi rumah Pak Uci.
Sedangkan untuk kedua orang anaknya yang sudah kembali bersekolah, Dinas Sosial akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan agar KIP bisa difungsikan karena memang alamatnya berbeda dengan yang tertera di KK.
“Yang terpenting sekarang kondisi Pak Uci kembali sehat dulu. Makanya hari ini kami akan bawa pa Uci untuk diperiksa kesehatannya secara menyeluruh. Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan agar Pak Uci mendapatkan perhatian,” tandasnya.
Sebelumnya, Uci Sanusi (52) warga Blok Cihaliwung, RT 05/05, Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka hanya pasrah dengan penyakit yang dideritanya hingga tak mampu berjalan karena ketidakberdayaannya.
Anaknya Ranti Susilawati (17) juga terpaksa harus meninggakan bangku sekolahnya hingga berminggu-minggu karena harus merawat ayahnya, sedangkan adiknya yang juga DO dari SMA Kadipaten harus mencari nafkah untuk hidup bertiga dengan mencari barang bekas.
Kedua anak tersebut berbagi tugas untuk menjaga dan merawat bapaknya yang terbaring di tempat tidur, sedangkan sang adik mencari rongsokan ke setiap sudut perkampungan di Desa Kadipaten dan Pasar Kadipaten untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Mereka berangkat pagi sekitar pukul 06.00 Wib hingga siang hari. Usai mencari rongsokan Kakanya segera menyalakan tungku kayu bakarnya untuk menyediakan makan untuk bapak dan adiknya.
Setelah itu, Rino langsung memilah rongsokan hasil pungutannya di jalanan. Terkadang Ranti ikut memilah bekas air mineral, kemudian merapikannya untuk dimasukkan ke dalam karung. Demikian juga rongsokan lainnya seperti karet sepatu, kardus bekas atau sandal serta alumunium.
Rongsokan tersebut ditumpuk di sela-sela rumah menyatu dengan tumpukan kayu bakar, demikian juga di dapur rumahnya. Tak heran bila dapur rumahnya bertumpuk karung tak beraturan. Di pinggir karung terdapat tungku kayu bakar dan kuali kotor.(hsn)