Sabtu 25-02-2017,10:45 WIB
INDRAMAYU - Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN) secara resmi dicanangkan di Kecamatan Indramayu, Jumat (24/2). Untuk menyukseskan gerakannya, kader Juru Pamantau Jentik (Jumantik) digalang dari lingkungan sekolah.
|
Bupati Indramayu canangkan Gertak PSN. Foto: Tardi/Rakyat Cirebon |
Pencanangan yang berlangsung di SD Unggulan Indramayu itu sebagai upaya terhadap komitmen untuk menekan laju wabah Demam Berdarah Dengue (DBD). Gertak PSN yang diikuti oleh kalangan kesehatan, pendidikan, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kader dari kalangan lainnya tersebut berbasis satu rumah satu kader jumantik.
Bupati Hj Anna Sophanah menyampaikan, dengan menggerakkan siswa untuk menjadi kader jumantik dapat dipastikannya membawa manfaat tersendiri. \"Manfaatnya bisa dirasakan oleh siswa, apalagi jika dilakukan gerakan rutin setiap Jumat,\" jelasnya diamini Kabid Informasi dan Komunikasi Publik pada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Indramayu, Nana Pasae.
Sehingga sangat diharapkan, setelah diberikannya edukasi kepada siswa, kader yang terbentuk bisa meneruskan edukasinya kepada orang tua dan seluruh keluarganya dengan caranya masing-masing. Dan nantinya, Gertak PSN juga akan memunculkan trend positif dalam menekan DBD di Kecamatan Indramayu.
\"Cara efektif dalam memberantas nyamuk adalah dengan menerapkan Gertak PSN ini melalui pembasmian jentik nyamuk. Jika pakai foging itu hanya bisa dirasakan satu minggu, setelah itu datang lagi,\" ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Camat Indramayu, Sugeng Heryanto mengatakan, dengan melibatkan siswa sebagai kader jumantik di rumahnya masing-masing, diharapkan bisa menekan laju wabah DBD.
Karena para siswa diberikan tugas mandiri dari sekolahnya agar setiap hari Jumat mereka bisa membersihkan jentik nyamuk seperti yang ada di bak mandi, air yang tergenang, maupun mengubur benda-benda tidak terpakai dan manaburkan bubuk abate ke bak mandinya.
\"Para siswa ini diberikan kartu kendali dan pengawasan dari gurunya, setiap Jumat mereka harus membersihkan dengan panduan orang tuanya. Mudah-mudahan pola PHBS bisa tertanam sejak anak-anak,\" ujarnya.
Dipaparkan, jumlah kasus DBD yang muncul di Kecamatan Indramayu pada tahun 2015 sebanyak 108 kasus dan ada 8 penderitanya meninggal. Kemudian di tahun 2016, tercatat mencapai 139 kasus dan 8 penderita meninggal. \"Dari jumlah kasus di dua tahun itu, sebagian besar korbannya adalah anak-anak yang masih sekolah,\" ungkap Sugeng.
Untuk itu, Gertak PSN yang dicanangkan dengan melibatkan 26.197 siswa PAUD, TK, SD/MI, SLTP, dan SLTA diharapkan dapat menekan potensi ancamannya. \"Nanti ada evaluasi secara bertahap,\" tandasnya. (tar)