Warga Singkup Minta Diperhatikan
Menurut H Sudirja tokoh masyarakat Desa Singkup mengatakan, setelah pemekaran, sumber mata air itu berada di Desa Singkup namun lebih dikenal dengan Paniis, dirinya tidak mempermasalahkan hal tersebut namun dirinya bersama warga yang mempunyai wilayah, tidak ingin hanya sumber airnya saja yang diambil namun tidak ada perhatian terhadap lingkungan.
“Air subur dan besar karena lingkungannya diperhatikan, seperti dalam penghijauan dengan menanam pohon sehingga resapan airnya bagus, ini yang tidak dilakukan oleh PDAM Kota Cirebon,” katanya.
Diungkapkan Sudirja, Pemerintah Desa Singkup selama ini memang mendapat konpensasi dari Pemkab Kuningan pertahun sebesar Rp15 juta sedangkan Desa Paniis mendapat Rp25 juta, namun uang tersebut tidak sebanding dengan debit air yang disedot setiap harinya oleh PDAM Kota Cirebon.
“Setiap tahun ada konpensasi dari Pemkab Kuningan, namun warga ingin kegiatan yang nyata dari PDAM Kota Cirebon karena selama ini belum memberikan kompensasi ataupun dana CSR kepada warga. Padahal di sumber mata air untuk PDAM Kota Cirebon ada di Desa Singkup,” terangnya.
Masyarakat Desa Singkup menuntut kepada PDAM Kota Cirebon agar memberikan dana kompensasi atas pemanfaatan air untuk kegiatan komersial. Pasalnya, selama ini masyarakat sendiri belum merasakan atas pemanfaatan sumber daya alam di Desanya.
Beberapa warga sudah sering menanyakan soal kompensasi PDAM kepada dirinya. Lantaran memang belum pernah menerima, ia pun menjawab tidak ada.
“PDAM Kota Cirebon sendiri tidak mengetahui sejarah, sudah jelas sumber mata air Paniis tersebut ada di Desa Singkup, namun tidak ada perhatian terhadap lingkungan, kami bersama warga akan menutup sumber mata air jika tidak mendapat tanggapan dari PDAM Kota Cirebon,” tandasnya. (ale)
Sumber: