92 Tiang Pancang Sudah Ditanam
KEJAKSAN – Hingga akhir Januari atau tepat tiga bulan megaproyek pembangunan gedung Sekretariat Daerah (Setda) Kota Cirebon setingi 8 lantai berjalan, masih pada proses pemasangan tiang pancang. Tak kurang dari 92 batang tiang pancang ditanam di lokasi proyek.
Dari jumlah 92 batang tiang pancang itu dipasang pada 46 titik. Untuk satu titik pemasangan, rata-rata membutuhkan 2-3 batang tiang pancang. Rencananya, ada sejumlah 900 batang tiang pancang yang akan digunakan pada megaproyek senilai Rp86 miliar itu.
\"Tiang pancang sudah terpasang. Ada sekitar 46 titik, masing-masing satu titik itu ada dua tiang pancang,\" ungkap seorang pekerja di lokasi proyek itu, Senin (30/1).
Ia menjelaskan, satu batang tiang pancang memiliki panjang sekitar 8-10 meter. Sedangkan pada satu titik tiang pancang, sampai pada kedalaman belasan meter. Sehingga, apabila dipasang dua batang tiang pancang pada satu titik, akan terjadi lebihan di bagian atas.
\"Makanya kalau sudah mentok, tidak bisa dipaksakan masuk. Jadi pasti ada lebihan sekitar 2-3 meter yang dipotong di bagian atasnya. Karena harus rata dengan permukana tanah,\" jelasnya. Di lokasi proyek, terlihat puluhan batang potongan tiang pancang.
Ditambahkannya, dalam waktu dekat suplai tiang pancang akan datang lagi ke lokasi proyek. Untuk pemasangannya, lanjut pekerja berlogat khas Jawa itu menjelaskan, tidak menggunakan sistem bentur.
\"Jadi tidak seperti dipalu untuk memasang tiang pancangnya. Tapi ditekan pakai alat ini (alat berat pemasang tiang pancang, red). Sehingga tidak menimbulkan getaran yang besar,\" tuturnya.
Dia menambahkan, keterlambatan dalam pembangunan gedung setda 8 lantai terjadi dipicu beberapa faktor. Salah satu yang utama adalah faktor cuaca. Seperti beberapa waktu lalu, lokasi galian untuk keperluan pembangunan basement digenangi air.
“Selain karena tingkat permukaan airnya rendah, intensitas hujan yang tinggi juga menambah tinggi genangan air,” ujarnya.
Pihaknya memperkirakan, proses yang relatif lebih lama adalah pada saat pembangunan lantai dasar atau basement. Selebihnya, diperkirakan dalam sebulan bisa menyelesaikan dua lantai. “Kalau bagian bawah sudah beres, ke atas akan lebih mudah,” kata dia.
Sementara itu, kemarin juga, Sekretaris Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (KIS), Ma’ruf Nuryasa AP terlihat menyambangi lokasi proyek yang ada di belakang bangunan utama balaikota itu. Ia hanya penasaran ingin melihat proses pembangunan. “Penasaran, cuma ingin lihat,” kata Ma’ruf.
Sebelumnya, bukannya melakukan percepatan pekerjaan, pihak kontraktor, PT Rivomas Pentasurya justru diketahui telah mengubah time schedule. Langkah itu dilakukan agar tidak terjadi kesenjangan terlampau jauh antara time schedule dengan progres pembangunan di lapangan.
Hal itu seperti disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cirebon, Ir Budi Rahardjo MBA, akhir pekan lalu. Ia menyebutkan, pihak kontraktor telah mengambil langkah reschedule.
“Sejak Rabu (pekan lalu), mereka (kontraktor gedung setda, red) membuat reschedule. Sehingga selisih antara progres dan rencana menjadi minim,” ungkap Budi, saat ditemui di gedung DPRD Kota Cirebon.
Ia menambahkan, reschedule atau revisi time schedule oleh pihak kontraktor dibolehkan. Sepanjang maksudnya menyesuaikan kondisi di lapangan dan pada akhirnya proyek itu selesai tepat waktu. “Dibolehkan. Asal, pada akhirnya nanti bisa selesai tepat waktu,” kata dia. (jri)
Sumber: