Jumlah Delman Semakin Berkurang
KUNINGAN – Ketua Paguyuban Per Dokar Kabupaten Kuningan, Kombes Pol H Irwan Sukmawan SH, menyampaikan jumlah per dokar atau delman di Kuningan semakin kesini kian berkurang. Hal itu disebabkan dengan semakin banyaknya angkutan sehingga keberadaan delman sebagai ikon Kuningan tidak bisa banyak diminati masyarakat.
“Saya dari tahun 1997an jadi Ketua Paguyuban Per Dokar Kuningan, dari 650 per dokar, sekarang sudah susut dan jumlahnya jadi 485. Terdiri dari yang ada di wilayah Kuningan, Cilimus dan Ciawigebang. Cilimus saja sekarang jumlahnya antara 85an, itu sisanya. Delman mungkin sekarang kalah oleh ojek, karena ojek kan bisa masuk ke gang-gang,” kata Irwan usai menghadiri pembukaan festival kuda delman dan lomba slalom test yang digelar Kamuning (Keluarga Mahasiswa Kuningan) UIN SGD Bandung di Pandapa Paramartha, akhir pekan kemarin.
Menurut Irwan yang kini bertugas di Bagian Bina Sarana dan Prasarana Polda Jabar, dirinya sudah menjadi koordinator dokar di Kuningan dari semenjak masih berpangkat AKP.
Dengan waktu yang cukup lama itu, sudah banyak keluh kesah dan cerita dari para kusir delman dalam melakukan aktivitas mencari nafkah untuk keluarga dengan delman.
“Saya jadi koordinator dokar dari pangkat AKP, sudah lama. Keluh kesah para kusir delman kepada saya ya banyak juga, mungkin ada kemajuan, ada juga yang tidak. Alhamdulillah begitu saya bina, saya arahkan mereka untuk mencari uang yang halal,” ujarnya.
Irwan berjanji akan lebih intens lagi memberikan pembinaan kepada para kusir delman di Kuningan setelah dirinya pensiun beberapa bulan kedepan. Ia pun bertekad akan terus menjaga keberadaan delman di Kuningan karena delman merupakan ikon dari Kuningan itu sendiri, terutama berkaitan dengan kudanya, sehingga Kuningan harus juga mempertahankan julukan Kuningan Kota Kuda.
“Setelah saya agak jauh pergi ke Bandung (Polda Jabar, red), kami memang jarang bertemu, tapi koordinasi selalu dijaga. Kalau nanti saya audah pensiun, Insya Allah nanti kami akan lebih intens lagi untuk tetap menjaga keberadaan delman di Kuningan,” tekadnya.
Untuk tahun ini, Irwan menyebut perhatian pemerintah daerah untuk delman di Kuningan belum ada. Namun tahun-tahun sebelumnya perhatian Pemda cukup intens dengan memberikan pengecatan gratis kepada delman-delman agar penampilan delman di Kuningan menjadi bagus.
“Perhatian Pemda kepada delman-delman di Kuningan ini tidak lepas dari turut sertanya Kepala Dinas Pariwisata. Dulu ada pengecetan gratis dari Dishub, kemudian ada pembuatan STNK Dokar sama SIMnya. Kusir delman juga tetap harus ada SIM walaupun bukan kendaraan bermotor,” tutur dia.
Kedepan, pihaknya pun berharap ada perhatian kembali dari Pemda kepada para kusir delman, terutama dalam pengecatan delman-delman untuk ditata dengan baik karena delman menurutnya tidak bisa dihilangkan mengingat sudah ada sejak dulu di Kuningan.
“Kedepan tolong (Pemda, red) perhatian untuk pengecetan, karena untuk makan saja dengan hasil Rp40 ribu itu kotor, bersihnya yang dibawa ke rumah itu paling hanya Rp25 ribu. Yang kurang layak pakai mungkin bisa diperbaiki,” harap Irwan.
Dengan adanya acara pelestarian delman yang diadakan Kamuning, Irwan kembali berharap agar ada bimbingan lebih lanjut dari Pemda kepada delman-delman di Kuningan.
Fasilitas dari Dishub berupa pemberian SIM dan STNK delman digratiskan agar terus dilakukan. Termasuk juga dalam urusan kotoran kuda, pihaknya siap mengikuti aturan asalkan ada arahan yang jelas dari Pemda seperti apa.
“Kami memang melihat memang kotoran belum terjamin. Dulu ada tawaran dari IPB, tapi kami tidak bisa menjangkau biayanya. Intinya kami siap dan akan mendukung program pemerintah, yang penting ada yang membimbing. Untuk transportasi, sebenarnya kami siap saja, asal diarahkan saja jalannya. Katanya dokar pembawa macet, sebenarnya ngga juga, tinggal dikasih jalan saja beres kok,” pungkas Irwan. (muh)
Sumber: