Selama 38 Tahun Hanya Miliki Tiga Ruangan Belajar

Selama 38 Tahun Hanya Miliki Tiga Ruangan Belajar

Siswa SDN 2 Suranenggala Terpaksa Belajar di Musala

SURANENGGALA - Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Suranenggala, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, kondisinya sangat memprihatinkan. Pasalnya kondisi sekolah yang hanya memiliki tiga ruangan kelas dan satu ruangan guru ini membuat siswa kelas tiga dan empat harus rela belajar di musala  dekat sekolah.  Padahal, idealnya untuk sekolah dasar harus memiliki setidaknya enam ruangan kelas untuk belajar siswanya. Agar setiap kelas memiliki ruangan sendiri untuk belajar.
\"SDN
Siswa kelas 3 dan 4 terpaksa belajar di musala. Foto: Dandy/Rakyat Cirebon

Namun, hal tersebut tidak dimiliki sekolah yang dimana Wakil Bupati Kabupaten Cirebon H Tasiya Soemadi pernah menimba ilmu ini. Sehingga, siswa kelas 3 dan 4 terpaksa melakukan pembelajaran di musala dekat sekolah untuk.

Yang lebih ironisnya lagi, sekolah tersebut berdampingan dengan SDN 1 Suranenggala yang kondisinya sudah bagus. Yakni, memiliki ruangan yang cukup dan siswanya juga lebih banyak. Kesenjangan yang sangat terlihat jauh membuat pihak sekolah meminta kepada pemda dan dinas terkait untuk membangun ruangan kelas baru.

Salah satu guru yang mengajar kelas 3 SDN 2 Suranenggala, Nurati mengatakan, kondisi tersebut sangat memperihatinkan terjadi di sekolahnya. Kurangnya ruangan kelas untuk belajar membuat pihaknya terpaksa melakukan pembelajaran di musala dekat sekolah. Padahal, sekolah ini dulu pernah tempat belajar Wakil Bupati Kabupaten Cirebon, H Tasiya Soemadi.

“Beliau adalah teman sekelas saya waktu sekolah disini. Pada saat saya masuk lulus sekolah tahun 1979 sampai saat ini sekolah ini tetap hanya memiliki tiga ruangan kelas saja, tidak pernah bertambah,” ungkap Nurati.

Oleh karenanya, Nurati serta pihak sekolah lainya berharap dan meminta agar pemerintah daerah dan dinas terkait membangunkan kelas baru untuk siswa belajar. Agar pembelajaran di sekolah lebih maksimal. “SDN 1 Suranenggala saja bisa, kenapa kami tidak bisa. Kan sekolah sama-sama milik pemerintah,” kata Nurati.

Sementara itu, Kepala sekolah Riduan SPd juga menyampaikan, agar pembangunan kelas tambahan untuk memenuhi kebutuhan sekolah bisa dilakukan di sekolahnya. Bahkan, kalau bisa dilakukan relokasi sekolah agar permasalahan yang ada bisa diatasi.

“Kami serta pihak UPT sudah melakukan upaya untuk relokasi sekolah. Proposal sudah kami buat dan diajukan tetapi sampai saat ini belum ada respon yang baik dari pihak manapun. Dunia pendidikan tidak akan maju, jika kebutuhan siswa untuk belajar saja tidak bisa terpenuhi,” tandasnya. (dym/mgg)

Sumber: