Angkut Sampah Telat, Proyek Betonisasi Jadi Kambing Hitam

Angkut Sampah Telat, Proyek  Betonisasi Jadi Kambing Hitam

KEJAKSAN – Dinas Lingkungan hidup (DLH) Kota Cirebon meminta masyarakat karena sering terlambat dalam mengangkut sampah.
\"tempat
Tempat pembuangan sampah sementara. Foto: Asep/Rakyat Cirebon

Keterlambatan ini disebabkan oleh adanya betonisasi di sejumlah ruas jalan di daerah Harjamukti yang notabene merupakan jalur utama menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopiluhur, Argasunya.

\"Akhir-akhir ini, sampah sering numpuk di TPS, sebenernya pengangkutan tetap jalan, tapi agak telat karena jalurnya sedang di perbaiki, untuk itu kami mohon maap kepada masyarakat,\" demikian disampaikan Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, Ir Agung Sedijono MSi saat ditemui wartawan ini dikantornya.

Mengenai program pertama pihaknya di tahun 2017 ini, sekretaris dinas yang diberikan kewenangan lebih karena kekosongan jabatan kepala dinas ini membeberkan bahwa penanganan sampah memang akan dimaksimalkan, terutama dalam kegiatan pengangkutan alur sampah.

\"Jadi fokus kita memang akan diprioritaskan di penanganan sampah. Pertama mulai dari sumbernya hingga menuju ke pembuangan akhir akanbetul-betulkita perhatikan,\" lanjut dia.

Untuk mengangkut sampah dari semua TPS yang ada, DLH memiliki 28 armada pengangkut yang bisa dikategorikan masih dalam keadaan baik meskipun beberapa perlu perawatan ekstra.

DLH juga menyebut ketersediaan armada pengangkut sampah yang ada masih bisa meng-handle sampah di semua TPS yang ada di Kota Cirebon untuk diangkut ke TPA Kopiluhur di Argasunya.

\"Aset dari DKP dulu, kita punya 28 armada, itu masih cukup lah untuk mengangkut semua sampah di Kota Cirebon,\" papar Agung.

Kedepan, DLH pun ditambahkan Agung, setelah melewati masa transisi akibat adanya merger atau penggabungan dinas, DLH akan sedikit demi sedikit menerapkan sistem pengolahan sampah (SPS) terhadap tumpukan sampah yang ada.

Hal ini dimaksudkan agar volume sampah di TPA bisa sedikit ditekan serta sebagian sampah bisa dimanfaatkan masyarakat, lebih jauhnya bisa menghasilkan nilai ekonomis.

\"Yang penting dalam hal persampahan adalah bagaimana caranya agar budaya memilah sampah sudah berjalan di masyarakat, saya punya mimpi kedepan di TPA itu yang ada hanya sampah non organik yang tidak bernilai ekonomis,\" harap dia. (sep)

Sumber: