Stok Daging Bakal Naik Dua Kali Lipat

Stok Daging Bakal Naik Dua Kali Lipat

Bulog Mengaku Dilematis dengan Kebijakan Impor 

CIREBON –  Kebutuhan daging yang tinggi di pasaran, membuat Bulog Sub Divre Cirebon meningkatkan stok daging hingga dua kali lipat pada tahun ini dibanding 2016. Tahun lalu, Bulog menyediakan 2 ton daging sapi untuk diedarkan di berbagai pasar.
\"Bulog
Ka Bulog Sub Divre Cirebon Titov Agus (tengah). Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon

Kepala Bulog Sub Divre Cirebon, Titov Agus S menjelaskan, di tahun 2017, selain jatah daging sapi, Bulog Sub Divre Cirebon juga mendapatkan jatah daging kerbau.

Hal tersebut ditujukan untuk menambah stok daging selama satu tahun ke depan.

“Tahun kemarin harga daging sapi seberat 2 ton harganya Rp85 ribu. Selain sapi, ada juga daging kerbau,” ungkapnya kepada Rakcer, kemarin.

Meski begitu, kata dia, stok daging yang ada saat ini masih didominasi daging sapi dengan harga Rp85 ribu per kilogram. “Rencana 2017, ada kerbau. Baranganya sudah ada di sub divre, dagingnya dari Jakarta ada daging lokal dan impor,” jelasnya.

Menurutnya, daging kerbau direncakan akan tersedia di Bulog Sub Divre Cirebon dalam waktu dekat. Adanya daging kerbau, selain untuk mensubtitusi daging sapi, juga karena ketersediaan daging kerbau relatif banyak di tingkat peternak.

“Kalau melihat permintaan dari pasar kita cukup optimis akan nambah paling tidak bisa dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Kerbau itu kan harganya lebih murah. Nanti kita repon pasanya,” ucap Titov.

Ia menjelaskan, kenaikan jumlah stok daging, selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Juga bertujuan untuk menekan harga daging yang biasanya melangit pada momen-momen besar tertentu.

“Untuk menetralkan harga daging terutama saat tahun baru kemarin. Kemarin kita jualnya di momen lebaran, bazaar, pasar murah,” tegasnya.

Terkait dengan masuknya daging impor, Titov menegaskan, Bulog lebih memilih mengamankan kebutuhan konsumen.

Sehingga dibukanya keran daging impor, sebagai salah satu langkah untuk menjaga ketersediaan daging.

“Terkait daging impor, Bulog dilematis berada di dua posisi. Mengabaikan konsumen atau mengamankan produsen. Kalau dagingkan kami mengamankan konsumen,” jelasnya. (wan/mgg)

Sumber: