Penjualan Sajadah Lokal Tembus Pasar Luar Negeri
Bahkan, penjualanya bisa menjangkau pasar luar negeri.Hal itulah yang dirasakan Lily Hilaliyah, pemilik brand Rumah Sajadah.
Sejak dua tahun terakhir, Lily mulai merintis bisnisnya. Meski di produksi di rumah, dalam sebulan Lily mampu memasarkan seribu pieces sajadah ke berbagai wilayah.
Saat ditemui di whorkshop Rumah Sajadah di kawasan Cempaka Arum, Sumber, Cirebon. Lily menjelaskan, salah satu yang membuat bisnisnya tembus ke luar negeri adalah pemilihan bahan yang berkualitas tinggi.
“Dari segi bahan juga menggunakan kain yang biasa digunakan bahan membuat boneka. Sehingga lebih lembut dan empuk. Yang juga penting saat shalat, jidatnya tidak sakit dan menambah khusuk saat ibada,” ungkap Lily kepada Rakcer, kemarin.
Dijelaskannya, sajadah yang diproduksi Rumah Sajadah juga bervariasi. Setidaknya ada 3 variasi berbeda yang dibuat. Semua variasi semuanya tidak terlalu banyak menggunakan motif yang ramai.
“Motifnya ada polos, ada animal sama rumbai. Semuanya cenderung kalem tidak terlalu ramai. Hanya ada logo saja. Supaya ketika dipakai shalat juga lebih khusuknya,” katanya.
Menurutnya, selain dipasarkan di berbagai wilayah di Indonesia, Rumah Sajadah juga mengekspor sajadah ke beberapa negera tetangga. Lewat jejaring sosial, Lily memasarkan produknya hingga ke luar negeri.
“Bagus responnya justru dari pertama kali penjualan responnya sudahh beda dengan yang lain. Saat ini penjualanya sudah menjangkau Malaysia, Singapura dan Filipina,” teranganya.
Sementara untuk di Indonesia, kata dia, sebagian besar market Rumah Sajadah justru berasal dari luar Ciayumajakuning. Di Cirebon, tutur Lily, permintaan sajadah mencapai target market hingga 30 persen.
“Pemasaran lebih banyak ke Jakarta, Tangerang dan lainnya. Semuanya dipasarkan melalui online,” ucapnya.
Soal harga, kata dia, per item sajadah dijual Rp200 ribu sampai Rp275 ribuan. Penjualan akan mengalami kenaikan di momen-momen tertentu seperti jelang Idul Adha dan Idul Fitri.
“Karyawan produksi 5 sampai 6, kalau big season bisa sampai 15 orang. Biasanya, permintaan banyak menjelang lebaran, haji, dan saat puasa,” katanya.
Ia juga mengungkapkan, saat ini penjualan sajadah dari Rumah Sajadah lebih ditekankan pada penjualan online dan reseller.
Lily juga menawarkan peluang bisnis untuk menjadi reseller sajadah di daerah masing-masing. (wan/mgg)
Sumber: