Persalinan Tinggi, Tekan Resiko Kematian Ibu dan Bayi

Persalinan Tinggi, Tekan Resiko Kematian Ibu dan Bayi

INDRAMAYU - Angka persalinan yang tinggi di Kabupaten Indramayu berpotensi pada resiko kematian ibu dan bayi (AKI/AKB). Untuk itu pemerintah daerah setempat menjadikan kesehatan dalam prioritas pembangunan.
\"Wabup
Wabup Supendi berikan penghargaan. Foto: Tardi/Rakyat Cirebon 

Sebagai langkah untuk menyelesaikan persoalannya, pada Kamis (15/12) pagi dilakukan pencanangan program \'Si Bayu\' atau Selamatkan Ibu dan Bayi Indramayu.

Meski demikian semua pihak tetap harus berkomitmen untuk bersama-sama menekan AKI/AKB.

Dari data yang dihimpun, jumlah persalinan di Kabupaten Indramayu terbilang cukup tinggi. Selama kurun waktu tahun 2015 sampai 2016 saja angkanya mencapai 60 ribu persalinan.

Dengan tingginya jumlah persalinan tentunya sangat berpotensi pada kematian yang tinggi pula.

Upaya lain yang tidak kalah pentingnya, yakni melakukan inisiasi melalui pertemuan secara berkala antara Dinas Kesehatan dengan para camat dan kuwu.

Hal ini dinilai menjadi bagian untuk mendukung penyelamatan ibu melahirkan dan bayi baru lahir.

\"Untuk itu Pemkab Indramayu menjadikan kesehatan sebagai prioritas dalam pembangunannya,\" jelas Wakil Bupati Indramayu, Drs H Supendi MSi.

Menurutnya, Si Bayu merupakan kelanjutan dari program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) yang dilaksanakan dengan pendampingan penuh di 8 Puskesmas Poned.

Juga di 3 rumah sakit, yakni RS PMC, RSUD MA Sentot, dan RSUD Indramayu. Selama 1,5 tahun program EMAS dilaksanakan, Indramayu telah mencapai standar kinerja klinis dan rujukan yang signifikan.

\"Rata-rata kinerja klinis rumah sakit meningkat dari sebelumnya sebesar 22 persen di tahun 2015 menjadi 65 persen di tahun 2016. Demikian juga dengan rata-rata kinerja Puskesmas yang menunjukkan peningkatan kinerja dari 14 persen menjadi 86 persen di tahun 2016 ini,\" papar wabup.

Dikatakan, program EMAS dan Si Bayu dalam aplikasinya menyasar pada perbaikan kualitas rujukan pasien melalui penggunaan sistem informasi rujukan ibu dan anak Indramayu (Si Irma Ayu).

Sistem tersebut telah diluncurkan pada Mei 2015 lalu oleh Bupati Indramayu, Hj Anna Sophanah.

Untuk menekan AKI/AKB, lanjutnya, pemkab juga telah membentuk Forum Masyarakat Madani Dharma Ibu dan Bayi (FMM DHIBA) pada Juni 2015.

Forum ini merupakan gabungan dari 15 organisasi kemasyarakatan yang tersebar di 8 kecamatan dan 62 desa.

\"Forum ini bertugas mengedukasi ibu hamil di lingkungannya. Dari catatan kami, anggota forum ini sudah melakukan pendampingan terhadap 1.878 ibu hamil beresiko tinggi,\" sebutnya.

Sementara itu, bersamaan dengan pencanangan Si Bayu dilakukan penggalangan tanda tangan dukungan pada program tersebut.

Tak luput, penghargaan diberikan kepada para mentor yang dinilai telah bekerja maksimal. (tar)

Sumber: