Dua TKW asal Cirebon Hilang Kontak
SUMBER – Dua tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Cirebon, sudah bertahun-tahun dikabarkan hilang kontak dengan keluarga di kampung halaman.
Hal itu diungkapkan Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cirebon, Taspin kepada awak media, kemarin.
Diterangkan Taspin, dua TKW yang hilang kontak adalah Sukarni. Perempuan kelahiran 1986 asal Desa/Kecamatan Susukan diketahui sudah hilang kontak selama delapan tahun.
Menurut keterangan keluarga, kata Taspin, Sukarni berangkat ke Suriah sejak 2008 silam. “Sukarni tidak pernah memberikan kabar apapun tentang dirinya ke pihak keluarga,” katanya.
Hanya saja pada saat jelang bulan puasa kemarin, sambungnya, Sukarni mengirimkan uang senilai Rp5 juta.
Selain Sukarni, lanjut Taspin, satu lagi TKW asal Cirebon yang hilang kontak adalah Saptuni (25), dari Desa Gintung Lor, Kecamatan Susukan.
“Sepuluh tahun yang lalu ia berangkat ke negara Kuwait melalui sponsor yang bernama Dewi, warga asal Desa Karangsambung, Kecamaatan Arjawinangun dan melalui PT Bhayangkara Labour Supllier,” ungkapnya.
Dikatakan Taspin, pihaknya sudah berusaha maksimal untuk memulangkan kedua TKW asal Kabupaten Cirebon tersebut.
Taspin menyayangkan, pihak-pihak yang meloloskan Saptuni berangkat ke luar negeri. Pasalnya, sebut Taspin, pada saat berangkat yang bersangkutan baru berusia 16 tahun.
Dari situ terlihat jelas bahwa ada manipulasi data, sebab data di ijazah dan kartu keluarga (KK) berbeda.
“Karena antara ijazah Saptuni dengan yang di KK itu berbeda. Agar Saptuni bisa diberangkatkaan, maka pihak PT pun mengubahnya agar lebih tua umurnya,” kata Taspin.
Pihaknya, sambung Taspin, sudah melaporkan ke BNP2TKI, dan sangat mengharapkan bantuan dari pihak-pihak terkait agar kedua TKW itu bisa segera ditemukan dan dipulangkan seperti permintaan keluarga mereka.
“Kami dari SBMI Cirebon mohon bantuannya kepada semua pihak terkait, agar bisa difasilitasi untuk mencari TKW yang sudah delapan tahun dan sepuluh tahun tanpa kabar ini,” ujar Taspin.
Terpisah, Paman Sukarni, Karyadi (49) menceritakan, keponakannya tersebut berangkat melalui PT Bahktiar Ikhwan yang beralamat di Bogor dan bekerja di Suriah sebagai asisten rumah tangga kepada majikan yang bernama Muhammad Alhafi.
Lantaran tidak ada kabar tentang keponakannya, pihak keluarga khawatir dan akhirnya mengupayakan untuk bisa memulangkan Sukarni.
“Keluaga juga sudah melapor ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cirebon, mendatangi pihak PT yang memberangkatkan, hingga ke BNP2TKI, namun belum juga ada hasilnya,” keluhnya.
Lebih jauh disampaikan Karyadi, kabar terakhir yang ia terima bahwa BNP2TKI sudah memanggil pihak PT yang memberangkatkaan dan sudah melayangkan surat ke KBRI Damaskus.
“Kami berharap pemerintah daerah ikut mengupayakan mencari tahu keberadaan dan keadaan keponakan saya,” harapnya. (ari)
Sumber: