Kawasan Bima Bukan Pusat Perdagangan

Kawasan Bima Bukan Pusat Perdagangan

Satpol PP Siaga Sejak Pukul 03.00 untuk Sterilisasi Pasar Dadakan Minggu Pagi

KESAMBI – Meski beberapa hari lalu sejumlah orang yang mengatasnamakan perwakilan pedagang pasar dadakan Minggu pagi di kompleks olahraga Bima menyuarakan penolakan sterilisasi, pada akhirnya tak berhasil.
\"pantau
Pejabat terkait pantau kawasan Bima. Foto: Fajri/Rakyat Cirebon

Minggu (4/9) pagi kemarin, kompleks olahraga Bima akhirnya bisa disterilkan dari aktivitas pasar dadakan yang biasanya diramaikan lebih dari 500 pedagang itu.

Petugas Satpol PP, TNI dan beberapa elemen lainnya sudah bersiaga di kompleks olahraga Bima sejak sekitar pukul 03.00 dinihari guna menghalau pedagang yang akan menggelar lapak.

“Hari ini (kemarin, red) dilakukan upaya pelarangan untuk berjualan. Karena sebelumnya kita sudah beri himbauan agar para pedagang pasar dadakan untuk tidak beroperasi,” ungkap Kepala Satpol PP Kota Cirebon, Drs Andi Armawan.

Dirinya mengaku belum mengetahui persis sampai kapan sterilisasi kompleks olahraga Bima dari aktivitas pedagang. Hanya saja, Andi mengatakan, kompleks olahraga Bima bukanlah pusat perdagangan, melainkan sarana olahraga.

“Sampai kapan sterilisasi ini dilakukan, kami belum bisa memastikan. Yang pasti banyak masyarakat yang merespon positif sterilisasi ini. Karena Bima ini kan sarana olahraga. Bukan pusat perdagangan,” kata dia.

Menurut Andi, dengan adanya sterilisasi pasar dadakan Minggu pagi, masyarakat bisa lebih leluasa menggunakan fasilitas olahraga yang ada di kompleks olahraga Bima.

Buktinya, kata Andi, pagi kemarin, banyak masyarakat yang berolahraga dengan nyaman. “Dengan begini, masyarakat bisa menikmati fasilitas olahraga yang ada di Bima.

Seperti yang kita lihat tadi pagi (kemarin, red), banyak masyarakat yang jogging di kompleks olahraga Bima. Mereka bisa lebih leluasa berolahraga,” tuturnya.

Melihat kondisi itu, Andi menilai, sudah seharusnya Pemerintah Kota Cirebon mengembalikan kompleks olahraga Bima ke fungsinya, yaitu sebagai sarana olahraga untuk masyarakat.

“Pada prinsipnya, kita akan mengembalikan kawasan olahraga Bima sebagaimana fungsi aslinya, yaitu sebagai sarana olahraga untuk masyarakat,” katanya.

Diakuinya, pihaknya sudah bersiaga di kompleks olahraga Bima sejak pukul 3.00 pagi. Diwaktu tak berselang lama, beberapa pedagang mulai berdatangan untuk menggelar lapak.

Oleh Satpol PP, kata Andi, para pedagang diberi pengertian untuk tidak berjualan.

“Kita sejak pukul 3.00 pagi, beberapa pedagang mulai berdatangan, kemudian kita larang untuk berjualan,” katanya.

Para pedagang, kata Andi, tak menolak atau bahkan melawan ketika pihaknya menjelaskan maksud dan tujuan sterilisasi itu.

Makanya, Andi mengaku heran dengan sikap beberapa orang yang mengatasnamakan perwakilan pedagang pasar dadakan Bima yang menyatakan menolak sterilisasi.

“Jadi mereka yang mengatasnamakan paguyuban atau koordinator pedagang, saya tidak tahu dari mana penyebutan itu. Karena pedagang sih menerima ketika kita larang berjualan. Karena memang sebagian besar pedagang itu dari luar Kota Cirebon,” katanya.

Sementara itu, salah seorang pedagang yang sudah bersiap menggelar lapaknya kemudian dilarang, mengaku tak begitu mempersoalkan sterilisasi yang dilakukan Satpol PP.

“Memang kita juga sudah mendengar rencana pelarangan ini. Karena disini mau jadi venue PON. Tapi kita juga bingung mau berjualannya dimana?” kata pedagang pernak pernik asesoris itu. (jri)

Sumber: