Gerindra Pertahankan Ruri sebagai Ketua Fraksi
KEJAKSAN – DPC Partai Gerindra Kota Cirebon dipastikan tidak akan mengganti ketua Fraksi Gerindra di DPRD.
Hal itu disampaikan Ketua DPC Partai Gerindra Kota Cirebon, H Eman Sulaeman, kemarin.
Dikatakan Eman, keputusan penunjukan ketua fraksi menjadi kewenangan DPP.
“Fraksi itu menjadi kewenangan DPP, bukan di DPC. Karena ketika penunjukan ketua fraksi juga dilakukan DPP,” ungkap Eman.
Diakui Eman, ketika awal hendak pembentukan struktur fraksi, pihaknya sempat mengusulkan Tommy Sofianna SH menjadi ketua Fraksi Gerindra, namun ditolak mentah-mentah oleh DPP.
“Kita dulu itu sempat mengusulkan Tommy, tapi tidak direstui DPP. Karena memang sentralistik di DPP,” kata dia.
Oleh karena itu, ketika fraksi menghendaki pergantian ketua, Eman menyarankan, tiga anggota dewan dari Partai Gerindra untuk menyampaikan usulan itu ke DPP Partai Gerindra.
“Kalau mau ganti, tinggal fraksi ke DPP. Karena kalaupun DPC mengusulkan juga tidak bisa. Itu kewenangan penuh DPP,” ujarnya.
Yang pasti, kata Eman, partainya memberlakukan ketentuan kontribusi atas posisi strategis di dewan.
Selain ketua fraksi, bila terdapat kader Partai Gerindra yang duduk di kursi pimpinan dewan, juga dikenakan syarat kontribusi.
“Karena untuk jadi ketua fraksi itu harus ada kontribusinya ke DPP,” katanya.
Eman juga membenarkan, ketika rapat di DPC pada beberapa hari lalu, beberapa PAC mengusulkan agar ketua fraksi diganti.
Menurutnya, usulan itu melebihi kapasitas PAC. Karena DPC sendiri tidak punya kewenangan mengusulkan itu ke DPP.
“PAC juga terlalu jauh kalau mengusulkan pergantian ketua fraksi. Kita DPC saja tidak berani mengusulkan itu,” katanya.
Sementara itu, serangan terhadap Ruri justru menuai respons dari koleganya di dewan.
Beberapa anggota dewan yang dikenal dekat dengan Ruri turut angkat bicara.
Seperti dikatakan Anggota Komisi B, H Budi Gunawan, kepada wartawan koran ini, kemarin.
Politisi yang familiar disapa BG itu menilai, Ruri sudah berusaha maksimal untuk memenangkan Tommy pada saat pemilihan ketua Komisi B.
“Saya kira salah besar kalau Ruri dianggap tidak berjuang keras untuk Tommy. Saya tahu persis, Ruri melakukan banyak hal untuk mengamankan instruksi partainya,” kata BG.
Buktinya, lanjut dia, Ruri melakukan lobi-lobi secara intens ke beberapa fraksi agar turut membantu memenangkan Tommy dalam pemilihan ketua Komisi B.
Kepada dirinya pun, kata BG, Ruri mengomunikasikan hal itu. “Lobi-lobi fraksi, bahkan langsung kepada anggota Komisi B dilakukan Ruri,” katanya.
Hanya saja, BG mengaku, dinamika di internal Komisi B yang menentukan hasil dari pemilihan pimpinan AKD pada 8 Agustus lalu, hingga akhirnya Tommy gagal jadi ketua Komisi B karena kalah oleh Ir H Watid Sahriar MBA dari Fraksi Nasdem Pembangunan dengan skor 6:5.
Senada disampaikan Anggota Komisi B lainnya, Agung Supirno SH. Ia menyampaikan, kekalahan Tommy pada pemilihan pimpinan AKD, sebagai salahsatu risiko politik.
“Tinggal bagaimana kita kedepan untuk melaksanakan program kerja secara bersama-sama. Karena ketika pemilihan, Ruri sudah berusaha maksimal agar Tommy menang,” katanya. (jri)
Sumber: