Kubu Yono Terus Tempel Plt Ketua
KEJAKSAN – Perang dingin antara kubu dua calon ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon, Ir Toto Sunanto dan HM Suyono belum juga surut.
Keberadaan Plt Ketua, Pulihono yang ditunjuk DPD Partai Golkar Jawa Barat juga belum mampu mempersatukan dua kubu tersebut.
Hal itu terlihat ketika dua kali kedatangan Pulihono bersama Plt Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Cirebon, Deni Komaransyah, ke sekretariat Beringin Kota Cirebon.
Kubu Yono, sapaan akrab Suyono, terlihat paling getol menemani kedua utusan DPD Partai Golkar Jabar itu.
Kemarin, Pulihono dan Deni kembali berkunjung ke sekretariat DPD Partai Golkar Kota Cirebon.
Pemandangan yang sama terjadi seperti pada kedatangan mereka beberapa hari lalu. Kubu Yono yang menempel terus Plt ketua dan sekretaris.
Sedangkan kubu Toto, tak terlihat berada di tempat yang sama.
“Saya sebetulnya sudah mengomunikasikan juga dengan Pak Toto,” ungkap Pulihono, kepada Rakyat Cirebon, Kamis (25/8).
Ia juga mengakui, ketika kedatangannya ke Kota Cirebon beberapa hari lalu, Toto menemuinya di salahsatu hotel di Kota Cirebon tempat ia menginap.
Padahal, ketika itu juga Toto sudah diinformasikan terkait kedatangan Plt ketua dan sekretaris.
“Saat itu, Pak Toto menemui saya di hotel. Termasuk ketua Fraksi Golkar (Andrie Sulistio) juga. Tapi berbeda waktunya,” ujarnya.
Terkait kedatangannya ke Kota Cirebon, Pulihono mengaku, pihaknya masih menyosialisasikan SK pengangkatan dirinya sebagai Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon.
“Kita sosialisasikan SK pengangkatan Plt ketua, sekaligus silaturahmi dan koordinasi dengan dewan pertimbangan,” katanya.
Ia mengaku, perpecahan dua kubu yang terjadi sejak saat hendak dan setelah musyawarah daerah (Musda) ke-IX pada 28 Juni lalu di Partai Golkar Kota Cirebon mendapat perhatian serius dari DPD Partai Golkar Jabar.
“Kita juga ingin mencairkan suasana di Partai Golkar Kota Cirebon. Agar DPD Partai Golkar Jabar segera mengeluarkan keputusan terbaik, yang bijak dan seadil-adilnya demi keutuhan dan kemajuan Partai Golkar Kota Cirebon,” tuturnya.
Diakuinya, sampai sejauh ini, DPD Partai Golkar Jabar belum menetapkan jadwal pelaksanaan musda lanjutan untuk Partai Golkar Kota Cirebon.
Hanya saja, katanya, DPD Partai Golkar Jawa Barat tidak menginginkan adanya perpecahan yang terjadi berlarut-larut di Beringin Kota Cirebon.
Sehingga, lanjutnya, harus dicarikan solusi terbaik dan seadil-adilnya.
“DPD Partai Golkar Jawa Barat akan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan. Makanya, SK Plt juga tidak mengatur batas waktu berlakunya sampai kapan,” kata dia.
Pulihono mengatakan, sebelum dua kubu menempuh jalur islah, maka pihaknya belum akan melaksanakan musda lanjutan.
Ia meminta, kubu Yono dan kubu Toto menyudahi gesekan persaingan yang justru dikhawatirkan akan membuat perpecahan di Partai Golkar Kota Cirebon.
“Para pihak yang kemarin (saat musda, red) sudah berkompetisi, kita usahakan agar bisa dicarikan solusi terbaik. Karena memang ketika itu kondisinya draw. Sehingga perlu kelegowoan. Jadi sebelum musda lanjutan digelar, harus sudah selesai dan tidak ada lagi pertentangan di forum musda nanti,” katanya.
Menurutnya, islah dua kubu tersebut menjadi kunci utama untuk bersama-sama membesarkan Partai Golkar.
Kedua kubu diingatkan untuk lebih mementingkan kepentingan bersama, yaitu menyelesaikan musda dengan baik dan menghasilkan pemimpin untuk DPD Partai Golkar Kota Cirebon.
“Yang terbaik untuk Partai Golkar Kota Cirebon memang harus menyatu kembali. Persoalan siapa yang memimpin, itu suatu keharusan. Harus ada yang memimpin. Tapi hatinya harus selesai, punya kesamaan pandang, kita sebagai keluarga besar Partai Golkar, harus mengedepankan kepentingan bersama,” tuturnya.
Ditanya target pelaksanaan musda lanjutan, Pulihono mengaku, dirinya tak bisa memastikan target waktu untuk itu.
Yang pasti, pihaknya terus berkoordinasi dengan DPD Partai Golkar Jabar terkait suasana internal Partai Golkar Kota Cirebon.
Sementara itu, sosialisasi SK Plt sendiri persis hanya dihadiri dua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Kota Cirebon, yakni H Doddy Maksudhi Sarwita dan Supriyadi HS. Enam orang anggota wantim lainnya tak hadir. (jri)
Sumber: