PLTU Bantah Cemari Tambak Warga
ASTANAJAPURA – Pihak Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menegaskan, tidak ada pencemaran dari stockpile batu bara terhadap lingkungan warga.
Pernyataan itu disampaikan Humas PT Cirebon Elektrik Power (CEP) Owner PLTU II, Petrus Sihono di hadapan awak media, kemarin.
Klaim Petrus sekaligus membantah pernyataan warga dan para petani garam yang ada di daerah Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura yang mengeluhkan kondisi tambak mereka yang diduga terkena dampak dari stockpile batu bara.
Dikatakan Petrus, menghitamnya tambah warga bukan karena debu batu bara dari stockple PLTU.
Untuk itu, kata Petrus, pihaknya sengaja mengajak sebagian besar wartawan untuk melihat langsung operasi PLTU, sehingga tidak ada informasi yang salah mengenai kegiatan PLTU.
“Kami ingin memastikan bahwa PLTU Cirebon ramah lingkungan karena kami menggunakan teknologi canggih,” katanya.
Pantauan wartawan koran ini, dalam acara yang dikemas dalam media gathering itu, para awak media diajak keliling melihat fasilitas dan cara kerja PLTU dan selanjutnya dilakukan diskusi.
“Dengan kegiatan ini, diharpakan teman-teman mengetahui bahwa PLTU ramah lingkungan, dan masyarakat Cirebon juga bisa mengetahui informasinya,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Cirebon Energi Prasarana (CEPR), Heru Dewanto berharap, kunjungan lapangan ke lokasi dan mengenal fasilitas yang ada di PLTU akan menghilangkan imej buruk masyarakat terhadap PLTU yang menganggap bahwa PLTU menjadi penyebab kerusakan lingkungan sekitar.
“Kita bisa melihat secara langsung pembangkit ini dioperasikn. Ada beberapa aspek seperti lingkungan, teknologi dan sosial ekonomi. Di sini kami menggunakan teknologi canggih dan ramah lingkungan,” kata dia.
Diakui Heru, pihaknya sudah melakukan kajian dampak lingkungan yang bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Cirebon.
“Hasil dari kajian tersebut, tidak ada pencemaran terhadap lingkungan, terutama dalam hal keluhan para petani tambak garam tersebut,” tandasnya. (kim)
Sumber: